Page 326 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 326

ANIES: UMP NAIK 5,1 PERSEN LEBIH RENDAH DARI UMP ENAM TAHUN TERAKHIR

              Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan Upah Minimum Provinsi (UMP)
              DKI Jakarta yang naik 5,1 persen pada 2022 masih lebih rendah dibanding UMP enam tahun
              terakhir. Menurut Anies, dalam sejarahnya, kenaikan UMP selama enam tahun terakhir rata-rata
              8,6 persen, hanya tahun 2021 saja yang kenaikannya hanya 3,3 persen dengan kondisi pandemi
              sangat berat di tahun 2020.

              "Artinya.  Dalam  kondisi  amat  berat  seperti  tahun  lalu  saja  (yang  berbeda)  itu  naiknya  3,3
              persen," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin.

              Anies menjabarkan seharusnya kenaikan UMP tahun 2022 lebih tinggi, karena kinerja ekonomi
              mengalami perbaikan di 2021 ini demi tidak mengurangi rasa keadilan.

              "Tahun lalu yang berat saja 3,3 persen. Ketika tahun ini yang mengalami perbaikan dan ketika
              kita  menggunakan  formula  yang  digunakan  Kementrian  Tenaga  Kerja  keluarnya  0,8  persen,
              bayangkan kondisi ekonomi yang lebih baik pakai formula keluar angkanya malah 0,8 persen
              kan itu mengganggu rasa keadilan kan," ujarnya.

              Anies menyebut pengumuman UMP pertama sebesar 0,8 persen adalah karena dirinya mengikuti
              ketentuan harus ada pengumuman UMP.

              "Akhirnya saya umumkan, tapi saya sampaikan juga surat ke Kemenaker, bahwa formula ini gak
              cocok, wong dalam kondisi berat aja 3,3 persen, kok make formula ini keluarnya 0,8 persen,"
              ujarnya  Karenanya,  Anies  menyebut  pihaknya  melakukan  kajian  sehingga  didapatkan  angka
              sebesar 5,1 persen yang diperoleh dari hitungan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

              "Ini akal sehat aja nih karena itulah kami putuskan 5,1 persen dan kami berharap ini dilihat
              secara bijaksana demi kebaikan semuanya," tuturnya.
              Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebut pengusaha
              umumnya tidak mampu memenuhi revisi Upah Minimum Provinsi (UMP) Tahun 2022 di DKI yang
              ditetapkan sebesar 5,1 persen.

              Dalam revisi tersebut, kenaikan UMP DKI Tahun 2022 mencapai Rp225.667 atau lebih besar dari
              UMP 2021 sebesar Rp4.416.186, dan juga lebih besar dari nominal kenaikan yang ditetapkan
              sebelumnya untuk UMP 2022 sebesar Rp37.749.

              Sarman  memahami  bahwa  pihaknya  menghormati  keputusan  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies
              Baswedan yang merevisi penetapan UMP tersebut. Namun, tidak semua pengusaha di Jakarta
              mampu untuk memberikan upah pekerja dengan kenaikan UMP sebesar 5,1 persen.

              "Saya rasa memang ada yang mampu, ada yang tidak. Dominannya tidak mampu karena sebagai
              kota  jasa,  Jakarta  merupakan  salah  satu  provisi  yang  terkena  imbas  COVID-19.  Banyak
              pengusaha tidak buka karena PPKM," kata Sarman saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Senin.

              Adapun revisi penetapan UMP DKI Jakarta ditetapkan berdasarkan kajian Bank Indonesia yang
              memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan
              5,5 persen.

              Kemudian inflasi diproyeksi akan terkendali sebesar 3 persen atau berada pada rentang 2 hingga
              4 persen.

              Menurut Sarman, penghitungan UMP juga harus mempertimbangkan kondisi perekonomian saat
              ini dan ketenagakerjaan, seperti jumlah rumah tangga yang bekerja, konsumsi rumah tangga
              rata-rata, hingga jumlah pendapatan rumah tangga.

                                                           325
   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331