Page 49 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 49

Said  yang  juga  Presiden  Partai  Buruh  menuturkan,  kenaikan  UMP  DKI  sebesar  5,1%  bakal
              menguntungkan  pengusaha.  Dia  mengutip  pernyataan  Menteri  Perencanaan  Pembangunan
              Nasional  (PPN)/Kepala  Bappenas  Suharso  Monoarfa  bahwa  kenaikan  upah  5  persen  bakal
              menumbuhkan daya beli masyarakat secara nasional hingga Rp180 triliun.

              Jika dalam skala ibu kota, Said memprediksikan, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai puluhan
              triliun. "Jadi bergembiralah pengusaha" kata dia.

              Pada 22 November 2021, Gubernur Anies melayangkan surat Nomor 533/-085.15 tentang Usulan
              Peninjauan Kembali Formula Penetapan UMP 2022 kepada Menteri Ketenagakerjaan RI. Melalui
              surat  itu,  Anies  sebut  kenaikan  UMP  2022  di  DKI  yang  sebelumnya  hanya  Rp37.749,-  atau
              0,85%, masih jauh dari layak dan tidak memenuhi sebagai keadilan. Alhasil, Anies menaikkan
              UMP 2022 sebesar 5,1%.

              Sayangnya,  kabar  bahagia  bagi  para  buruh  itu  diprotes  pengusaha.  Ketua  Umum  Asosiasi
              Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani  menilai  Anies  telah  melanggar  regulasi
              pengupahan terkait revisi besaran kenaikan UMP 2022 sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah
              (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Hariyadi menuturkan, Anies melanggar ketentuan dalam PP Pengupahan, khususnya Pasal 26
              tentang  Tata  Cara  Perhitungan  Upah  Minimum;  Pasal  27  mengenai  UMP;  serta  Pasal  29
              mengenai waktu penetapan upah minimum yang seharusnya untuk provinsi selambatnya pada
              21 November 2021.

              Selain  itu,  Anies  juga  dinilai  melakukan  revisi  UMP  secara  sepihak  tanpa  memperhatikan
              pendapat  dunia  usaha.  "Dalam  hal  ini  Apindo  DKI  Jakarta  telah  menyatakan  keberatannya
              tersebut karena hal tersebut apabila dilakukan akan melanggar PP 36/2021," kata Hariyadi dalam
              konferensi pers daring di Jakarta, Senin (20/12/2021).

              Suara-Suara Buruh soal UU Cipta Kerja yang Tak Dipedulikan Jokowi Hariyadi juga mengatakan
              revisi UMP DKI Jakarta yang disampaikan Anies akan menjadikan upaya untuk mengembalikan
              UMP sebagai jaring pengaman sosial (social safety net) menjadi sulit dilaksanakan.

              Menurut dia, UMP merupakan jaring pengaman sosial yang dapat digunakan untuk menerapkan
              struktur skala upah. Pasalnya, upah minimum merupakan upah yang diterapkan untuk pekerja
              belum berpengalaman.

              "Bisa dibayangkan kalau upah minimum masih gunakan konsep lalu yang upah minimum jadi
              upah rata-rata, maka ruang untuk memberlakukan struktur skala upah ini jadi sulit. Layer bagi
              pekerja di atas upah minimum jadi sangat kecil atau bahkan tidak ada. Ini jadi satu masalah
              juga," kata dia.

              Hariyadi menambahkan revisi UMP juga dinilai akan menimbulkan risiko yang besar bagi pencari
              kerja baru. Pekerja pemula akan kehilangan kesempatan karena upah minimum tinggi sehingga
              perusahaan tentu akan memilih pekerja berpengalaman.

              "Jadi kesempatan untuk pekerja baru jadi semakin terbatas," kata Hariyadi.

              Apindo bahkan berencana akan menggugat UMP DKI 2022 sebesar 5,1% ke Pengadilan Tata
              Usaha Negara (PTUN).

              Hal senada diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi. Ia
              mengaku  keberatan  dan  mendapatkan  keluhan  dari  dunia  usaha.  Pasalnya  sesuai  dengan
              keputusan Dewan Pengupahan DKI yang terdiri dari unsur organisasi pengusaha, pemerintah,



                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54