Page 54 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 54
Judul Revisi UMP DKI Disebut Persempit Lapangan Pekerjaan
Nama Media Harian Metropolitan
Newstrend Upah Minimum 2022
Halaman/URL Pg3
Jurnalis py
Tanggal 2021-12-21 06:26:00
Ukuran 147x255mmk
Warna Warna
AD Value Rp 41.160.000
News Value Rp 205.800.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos, Non Rilis
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Ringkasan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merevisi besaran kenaikan Upah Minimum Provinsi
(UMP) DKI Jakarta 2022 dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen atau naik Rp225.667 dari UMP
2021. Dengan demikian, UMP DKI Jakarta tahun depan direvisi menjadi Rp4.641.854. Ketua
Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi B Sukamdani, mengatakan, dengan
revisi UMP DKI Jakarta 2022 tersebut, maka upaya untuk mengembalikan prinsip upah minimum
sebagai jaring pengaman sosial (Social Safety Net) bagi pekerja pemula tanpa pengalaman tidak
terwujud.
REVISI UMP DKI DISEBUT PERSEMPIT LAPANGAN PEKERJAAN
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merevisi besaran kenaikan Upah Minimum Provinsi
(UMP) DKI Jakarta 2022 dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen atau naik Rp225.667 dari UMP
2021. Dengan demikian, UMP DKI Jakarta tahun depan direvisi menjadi Rp4.641.854.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi B Sukamdani, mengatakan,
dengan revisi UMP DKI Jakarta 2022 tersebut, maka upaya untuk mengembalikan prinsip upah
minimum sebagai jaring pengaman sosial (Social Safety Net) bagi pekerja pemula tanpa
pengalaman tidak terwujud.
"Kembali menjadi upah rata-rata, sehingga penerapan struktur skala upah akan sulit dilakukan
karena ruang atau jarak antara upah minimum dengan upah di atas upah minimum menjadi
kecil," ujar Sukamdani dalam konferensi pers, Jakarta, kemarin.
Hariyadi mengatakan, kondisi tersebut akan menyulitkan bagi pekerja baru. Sebab, perusahaan
akan lebih memilih pekerja berpengalaman dengan upah setara upah minimum.
"Ini akan menimbulkan risiko besar untuk pekerja baru. Kesempatan pekerjaan baru akan
semakin terbatas," katanya.
Atas kondisi tersebut, Apindo meminta Kementerian Ketenagakerjaan memberikan sanksi kepada
kepala daerah yang telah melawan hukum regulasi Ketenagakerjaan, terutama pengupahan,
53