Page 509 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 509

"Selain itu revisi ini bertentangan dengan pasal 29 tentang waktu penetapan Upah Minimum
              yang  selambat-lambatnya  ditetapkan pada tanggal  21  November  2021,"  ujar Hariyadi  dalam
              konferensi pers, Senin (20/12/2021).

              Lanjut Hariyadi, Pemprov DKI Jakarta secara sepihak melakukan revisi UMP DKI Jakarta 2022
              tanpa  memperhatikan  pendapat  dunia  usaha,  khususnya  APINDO  DKI  Jakarta  yang  menjadi
              bagian  dari  Dewan  Pengupahan  Daerah  sebagai  unsur  dunia  usaha  (pengusaha).  Dewan
              Pengupahan Daerah sendiri terdiri dari unsur tripartit yaitu pemerintah, serikat pekerja/buruh,
              dan pengusaha.

              Dengan revisi UMP DKI Jakarta 2022 tersebut maka upaya untuk mengembalikan prinsip Upah
              Minimum sebagai Jaring Pengaman Sosial (JPS atau Social Safety Net) bagi pekerja pemula tanpa
              pengalaman tidak terwujud dan kembali menjadi Upah Rata-rata sehingga penerapan Struktur
              Skala Upah akan sulit dilakukan karena ruang/jarak antara UM dengan Upah diatas UM menjadi
              kecil.

              Atas kondisi tersebut, APINDO akan melakukan beberapa hal. Pertama, meminta Kementerian
              Ketenagakerjaan untuk memberikan sanksi kepada Kepala Daerah yang telah melawan hukum
              regulasi Ketenagakerjaan, terutama Pengupahan, karena hal tersebut berpotensi menimbulkan
              iklim tidak kondusif bagi dunia usaha dan perekonomian Nasional.

              "Kedua,  meminta  kepada  Menteri  Dalam  Negeri  untuk  memberikan  pembinaan  atau  sanksi
              kepada Kepala Daerah, Gubernur DKI Jakarta yang tidak memahami peraturan perundangan
              sehingga mengakibatkan melemahnya sistem pemerintahan, sebagaimana amanat UU 23 tahun
              2014, Pasal 373 yang intinya Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
              penyelenggaraan Pemerintahan Daerah," ujarnya.

              Ketiga, menggugat aturan revisi tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) jika Gubernur
              DKI benar-benar mengimplementasikan regulasi perubahan tersebut.

              Keempat, mengimbau seluruh perusahaan di Jakarta untuk tidak menerapkan revisi UMP DKI
              Jakarta  2022  sembari  menunggu  Keputusan  PTUN  berkekuatan  hukum  tetap,  namun  tetap
              mengikuti Keputusan Gubernur DKI Jakarta no. 1395 Tahun 2021 yang ditetapkan tanggal 19
              November 2021.

              (NDA)





























                                                           508
   504   505   506   507   508   509   510   511   512   513   514