Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 12

Setalah  disahkan  dalam  Rapat  Paripurna  DPR  pada  tanggal  5  Oktober  lalu,  Ida  menyatakan
              bahwa  dirinya  ditugaskan  Presiden  Joko  Widodo  untuk  merumuskan  sejumlah  Peraturan
              Pemerintah (PP) yang akan menjadi regulasi turunan dari UU terkait klaster ketenagakerjaan.

              Bahkan menurut dia, pemerintah sangat terbuka kepada serikat pekerja/serikat buruh selama
              proses  perumusan.  Bahkan  pihaknya  mengundang  serikat  pekerja/serikat  buruh  untuk
              memberikan masukan.

              Merespons pernyataan Menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, Kiai Said menyatakan
              bahwa pihaknya akan tetap mengajukan uji materi kembali atau judicial review Omnibus Law
              UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konsititusi (MK) meski dirinya telah mendapat penjelasan.

              Sebagai  informasi,  Omnibus  Law  UU  Cipta  Kerja  ditolak  oleh  berbagai  kalangan  mulai  dari
              buruh/pekerja, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan ormas keagamaan besar seperti Nahdlatul
              Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

              MUI menilai pengesahan UU Cipta Kerja di tengah ramainya penolakan masyarakat menunjukkan
              kesan perpolitikan Tanah Air dikuasai oligarki. Sementara itu, NU berpendapat pengesahan UU
              Cipta  Kerja  yang  seakan  memaksa  hingga  menimbulkan  resistensi  publik  merupakan  bentuk
              praktik kenegaraan yang buruk.

              Adapun Muhammadiyah mengatakan, pihaknya sejak awal telah meminta DPR menunda bahkan
              membatalkan  pembahasan  Omnibus  Law  RUU  Cipta  Kerja  yang  terdapat  banyak  pasal
              kontroversial.















































                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17