Page 16 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 16

hanya untuk pekerjaan di luar kegiatan utama atau yang tidak berhubungan dengan proses
              produksi kecuali untuk kegiatan penunjang.


              KARPET MERAH INVESTOR RESMI DIGELAR

              RUU  Cipta  Kerja  yang  memuat  banyak  pasal  kontroversial  resmi  disahkan  DPR.  Efektifkah
              menarik investasi?

              Wakil Ketua DPR DPR Azis Syamsuddin berteriak lantang. "Apakah Rancangan Undang-Undang
              Cipta  Kerja  dapat  disetujui  untuk  disahkan  menjadi  undang-undang?"  teriak  Azis,  sembari
              tangannya menggenggam erat palu sidang.

              Sebanyak 318 anggota dewan yang ada di dalam ruang rapat paripurna DPR kompak berteriak:
              "Setuju!" Tok! Azis mengetok palu. Proses legislasi yang penuh kontoversi itu ternyata begitu
              lancar dan cepat kelarnya Senin malam (5/10) itu, RUU Cipta Kerja (Ciptaker) resmi ditetapkan
              sebagai UU.

              UU anyar ini bisa dikalungi rekor produk hukum yang dihasilkan pemerintah dan DPR sepanjang
              republik ini berdiri. Bukan s^ja pembahasannya yang super-kilat, omnibus law alias beleid sapu
              jagat ini merevisi puluhan UU lintas sektoral. Cakupan pembahasannya juga sangat luas. Yakni,
              terdiri dari 11 klaster pembahasan dengan merevisi puluhan UU sektoral.

              Terdiri dari 15 bab dengan 174 pasal, UU ini berdampak terhadap ribuan pasal yang tersebar di
              puluhan UU lainnya. Di dalamnya mengatur mengenai soal perizinan, ketenagakerjaan, hingga
              lingkungan hidup.

              Dikebutnya pembahasan

              RUU ini diklaim demi kemudahan investasi di Indonesia Sidang-sidang pembahasannya dilakukan
              siang malam, balikan hingga larut malam, meski dibahas di tengah kencangnya penolakan buruh
              dan akademisi.

              Ditilik  dari  isinya,  UU  sapu  jagat  ini  memang  sangat  pro  investasi.  Berbagai  aturan  yang
              menghambat masuknya investasi dilenyapkan. "UU ini diperlukan untuk penyederhanaan dan
              pemangkasan regulasi," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam rapat
              paripurna pengesahan UU Ciptaker.

              Kewenangan daerah

              Semangat deregulasi ini pula yang pada akhirnya banyak mempreteli banyak sekali kewenangan
              daerah, khususnya di bidang perizinan investasi. Maklumlah, selama ini pemerintah mendeteksi
              ada 15.965 peraturan daerah (perda) yang secara teknis menggambarkan kompleksitas regulasi
              di Indonesia, sehingga menghambat masuknya investasi.

              Lewat omnibus law UU Cipta Kerja, tak sedikit kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah kini
              menjadi  milik  pemerintah  pusat.  Misalnya,  kewenangan  pemerintah  daerah  dalam  penataan
              ruang, kini dibabat habis oleh omnibus law UU Cipta Kerja.

              Dalam beleid sapu jagat, kewenangan penataan mang kini berada di tangan pemerintah pusat,
              Tepatnya, "Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan oleh pemerintah pusat," demikian
              tertulis dalam Pasal 9 ayat 1 UU Cipta Kerja.

              Omnibus Law UU Ciptaker juga memangkas wewenang pemda dalam urusan pemberian izin
              lingkungan untuk pengusaha. Sebelumnya UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
              Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa dokumen analisis mengenai dampak lingkungan
                                                           15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21