Page 125 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 125

Jokowi memaparkan beberapa alasan perlunya UU Cipta Kerja untuk mendorong penciptaan
              lapangan kerja dengan menggairahkan iklim investasi yang masuk ke Indonesia. Presiden juga
              menyinggung soal disinformasi atau hoaks terkait polemik UU Cipta Kerja. Penyebaran informasi
              yang keliru itu menjadi salah satu pemicu demonstrasi besar-besaran.

              Namun  demikian,  bagi  kita,  pernyataan  resmi  Jokowi  masih  simpang  siur  karena  belum
              menjawab tuntutan buruh selama demostrasi terkait beberapa revisi UU Ketenagakerjaan. Kita
              berharap pemerintah segera melakukan upaya penjelasan yang detail dan transparan sehingga
              kemudian kita bisa mendudukkan persoalan ini dengan sebaik-baiknya. Kita juga tetap harus
              menjaga stabilitas sosial yang saat ini juga masih diwarnai oleh pandemi Covid-19.

              Di sisi lain, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menangkap penyebar hoaks terkait UU
              Cipta  Kerja.  Penangkapan  itu  diumumkan  Kepala  Divisi  Humas  Polri  Irjen  Pol  Argo  Yuwono
              dalaMKeterangan pers di kantornya, Jumat (9/10/2020).

              Argo menuturkan, hoaks yang dimaksud berkaitan dengan 12 pasal dalam UU Cipta Kerja. Salah
              satunya, berisi kabar uang pesangon hingga upah minimuMKota dan kabupaten dihilangkan.

              "Ini sudah beredar sehingga masyarakat terprovokasi. Setelah kita melihat bahwa dari undang-
              undang tersebut ternyata ini adalah hoaks karena tidak benar seperti apa yang disahkan oleh
              DPR," kata Argo.
              Namun, yang paling dinantikan saat ini adalah dokumen autentik tentang draf final RUU Cipta
              Kerja  yang  kemudian  diundangkan.  Sebagaimana  kita  kutip  dari  pernyataan  ekonom  senior
              Institute for Develop-ment of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati yang meminta DPR
              untuk segera menyampaikan secara resmi isi RUU Cipta Kerja ke masyarakat.

              Sejauh ini, menurut dia, pemerintah menyatakan banyak informasi yang beredar di masyarakat
              merupakan  hoaks.  "Sekarang  pertanyaannya,  kalau  itu  hoaks,  tolong  sesegera  mungkin
              disampaikan  secara  resmi,  mana  draf  final  yang  resmi  disampaikan  oleh  DPR?"  kata  Enny
              sebagaimana dikutip dari berbagai media, Sabtu (10/10/2020).

              Ia menegaskan, isi UU yang sudah disahkan tersebut mesti disosialisasikan ke masyarakat. Jika
              tak disosialisasikan, DPR akan terkesan sembunyi-sembunyi.

              Pasalnya,  UU  tersebut  dianggap positif  untuk  para  buruh  dan  iklim  investasi.  Investasi yang
              masuk  ke  Indonesia  nantinya  menciptakan  lapangan  kerja  seluas-luasnya.  Hanya,  dalam
              pandangannya,  menjadi  paradoks  jika  memang  tujuannya  semulia  itu,  mengapa  dalam
              pembahasannya dilakukan seolah sembunyi-sembunyi dan gerabak-gerubuk?

              Pada kaitan ini, kita mendorong agar pemerintah harus berhati-hati bertindak, karena saat ini
              kondisinya sangat sensitif. Bisa saja hal ini dimanfaatkan pihak tertentu agar terjadi anarkisme
              dan kemudian negara dalan keadaan kacau (chaos) dengan mencari kesalahan penguasa dan
              DPR Kita tidak menginginkan lagi-lagi rakyat yang menjadi tumbal pergantian kekuasaan.
              Salah satu langkah urgen yang harus dilakukan DPR dan pemerintah adalah segera mengadakan
              pertemuan  dengan  pihak-pihak  yang  keberatan.  Bahas  pasal-pasal  yang  dipermasalahkan
              dengan  dokumen  akurat,  disertai  pikiran  dan  nurani  yang  bersih.  Pembahasan  juga  harus
              menghadirkan pihak kompeten, termasuk peliputan pers agar semuanya jelas. Dengan begitu,
              publik bisa mengetahui semuanya, termasuk siapa saja penyebar hoaks yang amat merugikan.
              Kita mesti menyadari dengan penuh kepala dingin bahwa untuk memajukan bangsa pasti ada
              tantangan, karena sangat banyak kepentingan. Pengambil kebijakan harus berada pada posisi
              yang tepat sehingga apa yang dibuat berjalan sesuai dengan harapan menuju kemajuan bangsa
              dan menyejahterakan masyarakat.***



                                                           124
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130