Page 269 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 269

Jokowi bilang upah minimum tidak dibayarkan per jam, aturan ini kata dia sama dengan dalam
              Undang-Undang Nomor UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan tidak ada dalam
              UU Cipta Kerja  .

              "Tidak ada perubahan dengan sistem yang sekarang. Upah bisa dihitung berdasarkan waktu dan
              berdasarkan hasil," kata Jokowi.

              Menanggapi  hal  itu  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  membantah
              pernyataan orang nomor satu di Indonesia tersebut.

              "Faktanya, aturan dalam omnibus law (tentang perubahan terhadap Pasal 88B UU 13 Tahun
              2003)  memungkin  adanya  pembayaran  upah  satuan  waktu,  yang  bisa  menjadi  dasar
              pembayaran upah per jam," kata Said kepada Suara.com, Minggu (11/12/2020).

              Jika  yang  dimaksud  adalah  upah  pekerja  dibayarkan  per  jam,  ujar  Said,  maka  buruh  akan
              dirugikan dan otomatis pasti akan menghapus ketentuan upah minimum bagi buruh/pekerja.

              "Di  mana  upah  per  jam  yang  dihitung  per  jam  ini  pernah  disampaikan  oleh  Menteri
              Ketenagakerjaan, sebagaimana bisa kita telusuri kembali dari berbagai pemberitaan di media,"
              katanya.

              Sebelum ada omnibus law Cipta Kerja,  upah buruh  /pekerja diatur dalam Undang-Undang
              Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Aturan itu tertuang di pasal 88 hingga pasal
              98.
              Dengan  kebijakan  itu,  selama  ini  lahir  upah  minimum  provinsi  (UMP),  upah  minimum
              kabupaten/kota (UMK), dan upah minimum sektoral.

              Dengan lahirnya Omnibus Law UU Cipta Kerja, ada isu UMP, UMK, dan upah minimum sektoral
              dihapuskan sehingga buruh menolaknya.

              "Adapun permintaan buruh adalah menegaskan di dalam Ommibus Law UU Cipta kerja, bahwa
              upah per jam tidak dibuka ruang untuk diberlakukan," pungkasnya.




































                                                           268
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274