Page 446 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 446

Mengenai pekerja outsourcing yang memperoleh hak sama diatur di Pasal 66, ayat 2.

              Sedangkan  menurut  Said,  faktanya  adalah  outsourcing  (pemborongan  pekerjaan)  bisa
              diterapkan di semua jenis pekerjaan tanpa terkecuali.

              Dia mengungkapkan, dalam Pasal 65 UU No 13 Tahun 2003 outsourcing harus memenuhi syarat-
              syarat sebagai berikut:  "Tetapi di dalam omnibus law justru menghapus pasal 65 UU 13 tahun
              2003  yang  memberikan  batasan  terhadap  outsourcing.  Sehingga  outsourcing  bisa  bebas  di
              semua jenis pekerjaan," tutur Said.

              Fakta yang lain menurutnya, dalam UU 13 Tahun 2003, outsouring hanya dibatasi di 5 jenis
              pekerjaan.

              Sesuai dengan Pasal 66 Ayat (1) dijelaskan bahwa pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa
              pekerja/buruh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok
              atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi.

              Hal  itu  dikecualikan  untuk  kegiatan  jasa  penunjang  atau  kegiatan  yang  tidak  berhubungan
              langsung dengan proses produksi.

              "Tetapi dalam omnibus law, Pasal 66 Ayat (1) yang memberikan batasan mengenai pekerjaan
              yang boleh menggunakan pekerja outsourcing dihapus. Artinya, semua jenis pekerjaan bisa di
              outsourcing. Di sini akan terjadi perbudakan modern," katanya.

              Said menjelaskan, di seluruh dunia penggunaan outsourcing lazim dibatasi jenis pekerjaannya
              agar tidak terjadi modern slavery.

              Misalnya  di  Perancis,  hanya  boleh  untuk  13  jenis  pekerjaan  yang  menggunakan  karyawan
              outsourcing dan tidak boleh seumur hidup. Begitu pula di banyak negara industri lainnya.

              Di  Indonesia  berdasarkan  UU  13  Tahun  2003  karyawan  outsourcing  hanya  boleh  digunakan
              untuk 5 jenis pekerjaan.
              "Negara  harus  hadir  melindungi  rakyatnya  agar  tidak  terjadi  perdagangan  tenaga  manusia
              melalui agen outsourcing," kata Said.

              Menurutnya,  ketika  outsourcing  dibebaskan  berarti  tidak  ada  job  security  atau  tidak  ada
              kepastian kerja bagi buruh Indonesia.

              Hal  itu  menyebabkan  hilangnya  peran  negara  untuk  melindungi  buruh  Indonesia,  termasuk
              melindungi rakyat yang masuk pasar kerja tanpa kepastian masa depannya dengan dikontrak
              dan outsourcing seumur hidup.

              Tahun 2020 jumlah karyawan kontrak dan outsourcing berkisar 70 persen sampai 80 persen dari
              total buruh yang bekerja di sektor formal.
              Dengan disahkannya omnibus law, bisa saja karyawan tetap hanya tinggal 5 persen menurutnya.

              Adapun permintaan KSPI adalah meminta outsourcing dibatasi untuk jenis pekerjaan tertentu
              dan tidak boleh seumur hidup atau kembali sesuai UU 13 Tahun 2003.

              6.  Benarkah  status  karyawan  tetap  akan  dihilangkan?    Menurut  Kemenkominfo  di  Pasal  89
              disebutkan mengenai perjanjian kerja waktu tertentu dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
              Sehingga informasi mengenai status pekerja kontrak seumur hidup yang tidak ada batas waktu
              kontrak adalah hoaks.



                                                           445
   441   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451