Page 448 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 448

Selain itu,  Omnibus law  juga mempermudah PHK, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 154A,
              khususnya Ayat 1 huruf (b) dan (i) yang mengatur pemutusan hubungan kerja dapat terjadi
              karena alasan:   Padahal sebelumnya, menurut Said Mahkamah Konstitusi sudah memberikan
              putusan bahwa PHK karena efisiensi hanya bisa dilakukan ketika perusahaan tutup permanen.

              Dengan pasal ini, menurut said, bisa saja perusahaan melakukan PHK dengan alasan efisiensi
              meskipun sedang untung besar.

              Selain itu, dalam omnibus law PHK bisa dilakukan karena buruh mangkir (tanpa dijelaskan berapa
              lama mangkir, sehingga bisa hanya 1 hari).

              Padahal dalam UU 13 Tahun 2003 PHK karena mangkir hanya bisa dilakukan setelah mangkir 5
              hari berturut-turut dan dipanggil minimal 2 kali secara tertulis.

              Adapun permintaan buruh, semua hal yang mengatur mengenai PHK dikembalikan kepada UU
              No 13 Tahun 2003.



























































                                                           447
   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452   453