Page 476 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 476

Namun dalam perjalanannya, rencana pembuatan aturan tersebut justru tidak berjalan lancar
              hingga akhir periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
              Haryadi mengatakan, saat masuk periode kedua pemerintahan Jokowi, barulah rencana merevisi
              Undang-Undang 13 Tahun 2003 disempurnakan seiring munculnya dibuatnya  omnibus law.

              Aturan  baru  dirancang  untuk  mengatur  atau  menyempurnakan  tidak  saja  masalah
              ketenagakerjaan, tapi juga 10 klaster atau sektor lain di Indonesia.

              Haryadi menilai, Undang-Undang 13 tentang Ketenagakerjaan perlu dilakukan revisi. Sebab kata
              dia, setalah 17 tahun UU Ketenagakerjaan berlaku, penyerapan tenaga kerja justru menurun.

              "Ini berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan angkatan kerja baru yang setiap tahun itu
              tumbuh lebih dari 2 juta orang per tahun," kata Hariyadi.

              Sebelumnya, pada 5 Oktober lalu, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengetuk palu tanda
              disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja, setelah mendapatkan persetujuan dari semua peserta
              rapat.

              Meski terdapat fraksi dari Partai Demokrat yang memutuskan untuk walk out karena tidak diberi
              kesempatan untuk melontarkan pendapat.

              Ketua  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  Supratman  Andi  Agtas  dalam  pemaparannya  di  Rapat
              Paripurna menjelaskan, RUU Cipta Kerja dibahas melalui 64 kali rapat sejak 20 April hingga 3
              Oktober 2020. RUU Cipta Kerja terdiri atas 15 bab dan 174 pasal.















































                                                           475
   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481