Page 520 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 520

Dalam pembahasan UU Cipta Kerja, kata Melki, DPR RI bersama pemerintah sudah berupaya
              maksimal membuka ruang publik seluas luasnya khususnya dalam klaster ketenagakerjaan.


              MELKI LAKA LENA: KLASTER KETENAGAKERJAAN SUDAH INTENSIF DIBAHAS
              PEMERINTAH BARENG SERIKAT BURUH

              Wakil  Ketua  Komisi  IX DPR  RI Melkiades Laka Lena/Net    Masifnya sebaran  hoaks  mengenai
              Omnibus Law UU Cipta Kerja hingga berujung demonstrasi anarkis membuat sejumlah anggota
              dewan angkat bicara. Salah satunya pimpinan Komisi IX DPR RI Melkiades Laka Lena. Berita
              terkait  Melki Laka Lena: Menkes Perlu Beri Penjelasan Soal Pemindahan 34 Set ICU Wisma Atlet
              Tegakkan Disiplin Protokol Kesehatan, Partai Golkar Bentuk Satgas Covid-19 Pilkada 2020  Golkar
              Yakin Pilkada Tetap Berjalan Baik Di Tengah Pandemik Politisi Partai Golkar ini menerangkan
              dalam proses pembahasan bersama DPR RI, pemerintah, dan berbagai kelompok terkait telah
              mencapai  kata sepakat hingga  kemudian  menghasilkan  UU  Cipta  Kerja  yang  disetujui dalam
              rapat paripurna DPR RI 5 Oktober. Semua proses itu berlangsung 9 bulan.

              "Khusus  klaster  tenaga  kerja  proses  pembahasan  berlangsung  lebih  intensif  dengan  para
              pimpinan serikat pekerja dan serikat buruh," ujarnya kepada wartawan, Jumat (9/10).

              Pihaknya  mengatakan  dari  data  yang  didapat,  Presiden  Joko  Widodo  juga  sudah  dua  kali
              menerima dan membahas aspirasi para perwakilan pimpinan serikat pekerja dan serikat buruh.

              "Kami juga melihat keseriusan pemerintah. Di mana Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
              menerima dan berdiskusi dengan pimpinan serikat pekerja dan serikat buruh sebanyak tiga kali
              dan bersama Menko Polhukkam Mahfud MD sebanyak dua kali," katanya. Selain itu, Menaker
              Ida  Fauziah  juga  menerima  pimpinan  serikat  buruh  dan  serikat  pekerja  untuk  membahas
              berbagai aspirasi kalangan buruh minus Said Iqbal dan Andi Gani, karena walk out.

              "Kami cermati sekitar 14 kali pertemuan pertama, Said Iqbal dan Andi Gani - walk out dan tidak
              mengikuti  pertemuan-pertemuan  selanjutnya,  tetapi  pimpinan  lainnya  terus  lanjutkan
              pembahasan dengan pemerintah," paparnya.

              Melki mengatakan pimpinan DPR RI, Baleg dan komisi lX DPR RI secara formal dan informal
              sejak awal pembahasan menerima pimpinan serikat buruh dan serikat pekerja.

              "Ide  dan  aspirasi  ditampung  dan  dibahas  di  Baleg  bersama  pemerintah  dan  pengusaha,"
              imbuhnya. Dalam pembahasan UU Cipta Kerja, kata Melki, DPR RI bersama pemerintah sudah
              berupaya  maksimal  membuka  ruang  publik  seluas  luasnya  khususnya  dalam  klaster
              ketenagakerjaan.

              "Kami menyadari UU Cipta Kerja tidak mungkin memuaskan semua pihak, sehingga masukan
              yang penting perlu diberikan kepada pemerintah dalam siapkan aturan lanjutan di PP, Perpres,
              peraturan menteri dan turunan lainnya," katanya.

              Melki Laka Lena: Menkes Perlu Beri Penjelasan Soal Pemindahan 34 Set ICU Wisma Atlet  Dia
              menyarankan butuh dialog yang baik antara DPR RI, pemerintah, para pihak khususnya pimpinan
              serikat butuh dan serikat pekerja serta tokoh masyarakat lainnya untuk membahas kelanjutan
              pasca  pengesahan  UU  Cipta  Kerja  khususnya  membahas  aturan  turunan  dan  mengajak
              komponen masyarakat untuk kedepankan dialog dan tidak turun ke jalan.

              "Demo seperti yang dilakukan beberapa hari ini tidak produktif dan malah berpotensi tingkatkan
              secara drastis sebaran Covid-19," tandasnya. EDITOR:  WIDIAN VEBRIYANTO    Tag:  MELKI
              LAKA LENA  BURUH  UU CIPTAKER  CIPTA KERJA,  .


                                                           519
   515   516   517   518   519   520   521   522   523   524   525