Page 524 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 524

PERLU DIALOG ANTARA DPR-PEMERINTAH DAN SERIKAT PEKERJA BAHAS
              PERATURAN TURUNAN UU CIPTAKER
              Wakil  Ketua    Komisi  IX  DPR    ,  Melkiades  Laka  Lena  menyayangkan  banyaknya  hoaks  yang
              beredar  tentang  Undang-undang  Omnibus  Law  tentang  Cipta  Kerja  (    UU  Ciptaker    )  yang
              menyebabkan  aksi  unjuk  rasa  dari  berbagai  kelompok  masyarakat.  Dia  pun  mengklarifikasi
              sejumlah hal yang disebut hoaks terkait UU Ciptaker.

              "Proses  pembahasan  bersama  DPR  RI,  pemerintah  dan  berbagai  kelompok  terkait  yang
              kemudian menghasilkan UU Cipta Kerja yang disetujui dalam Rapat Paripurna DPR RI 5 Oktober
              berlangsung 9 bulan. Khusus klaster tenaga kerja proses pembahasan berlangsung lebih intensif
              dengan para pimpinan Serikat pekerja dan serikat buruh," ujar Melki kepada wartawan, Jumat
              (9/10/2020).

              (    Melki  melanjutkan,  Presiden  Jokowi  juga  sudah  2  kali  menerima  dan  membahas  aspirasi
              perwakilan  pimpinan  serikat  pekerja  dan  serikat  buruh.  Pihaknya  juga  melihat  keseriusan
              pemerintah di mana, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima dan berdiskusi dengan
              pimpinan  serikat  pekerja  dan  serikat  buruh  sebanyak  3  kali  dan  bersama  Menko  Polhukam
              Mahfud MD sebanyak dua 2 kali.

              Lalu, lanjut politikus Partai Golkar ini, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga menerima
              pimpinan serikat buruh dan serikat pekerja untuk membahas berbagai aspirasi kalangan buruh
              tanpa KSPI dan KSBSI yang dipimpin Said Iqbal dan Andi Gani, karena yang bersangkutan walk
              out.

              "Kami cermati sekitar 14 kali pertemuan pertama, Said Iqbal dan Andi Gani walk out dan tidak
              mengikuti  pertemuan-pertemuan  selanjutnya  tetapi  pimpinan  lainnya  terus  lanjutkan
              pembahasan dengan pemerintah," terang Melki.

              Selain  itu,  kata  legislator  Dapil  Nusa  Tenggara  Timur  (NTT)  II  ini,  Pimpinan  DPR  RI,  Badan
              Legislasi  (Baleg)  dan  Komisi  lX  DPR  RI  secara  formal  dan  informal  sejak  awal  pembahasan
              menerima pimpinan serikat buruh dan serikat pekerja. Ide dan aspirasi ditampung dan dibahas
              di Baleg bersama pemerintah dan pengusaha. DPR RI dalam pembahasan UU Ciptaker bersama
              pemerintah sudah berupaya maksimal membuka ruang publik seluas luasnya khususnya dalam
              klaster ketenagakerjaan.

              "Kami menyadari UU Cipta Kerja tidak mungkin memuaskan semua pihak, sehingga masukan
              yang penting perlu diberikan kepada pemerintah dalam siapkan aturan lanjutan di PP, Perpres,
              peraturan menteri dan turunan lainnya," paparnya.

              Dengan demikian, Melki menambahkan dibutuhkan dialog yang baik antara DPR RI, pemerintah,
              para pihak khususnya pimpinan serikat butuh dan seikat pekerja, serta tokoh masyarakat lainnya
              untuk  membahas  kelanjutan  pasca  pengesahan  UU  Ciptaker.  Khususnya  membahas  aturan
              turunan dan mengajak komponen masyarakat untuk mengedepankan dialog dan tidak turun ke
              jalan.
              ((kri).













                                                           523
   519   520   521   522   523   524   525   526   527   528   529