Page 563 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 563

BURUH TEMPUH JALUR HUKUM TOLAK OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

              Setelah  melakukan  serangkaian  aksi  demo,  para  buruh  akan  menempuh  jalur  hukum  guna
              menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. Pihak buruh masih meyakini banyak poin di UU sapu jagat
              tersebut yang merugikan kaum pekerja.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan mogok nasional
              selama  3  hari  bersama  32  federasi  telah  berakhir  tanggal  8  Oktober  2020.  Untuk  langkah
              selanjutnya, pihaknya akan mengambil jalan konstitusional.

              "Langkah  lebih  lanjut  yang  akan  diambil  secara konstitusional  antara  lain  membuat  gugatan
              melalui jalur hukum untuk membatalkan Omnibus Law UU Cipta Kerja, melanjutkan gerakan aksi
              secara  konstitusional,  serta  melakukan  kampanye  kepada  masyarakat  nasional  maupun
              internasional  tentang  alasan  mengapa  buruh  menolak  omnibus  law  khususnya  klaster
              ketenagakerjaan," ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/10/2020).

              Pihak buruh tetap yakin poin-poin yang menjadi keberatan atas UU Omnibus Law Cipta Kerja.
              Meskipun  poin-poin  itu  disebut-sebut  hoax.  Misalnya  terkait  uang  pesangon  yang  dikurangi,
              menurut Said hal itu benar adanya.

              "Bahkan hal ini diakui sendiri oleh pemerintah dan DPR, jika uang pesangon dari 32 kali dikurangi
              menjadi 25 kali (19 dibayar pengusaha dan 6 bulan melalui Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau
              JKP yang akan dikelola BPJS Ketenagakerjaan). Lagipula dalam masih belum jelas, yang oleh
              JKP itu 6 kali atau 6 bulan, karena kami tidak menemukan hal ini dalam omnibus law. Di mana
              bisa saja besarnya hanya sekian ratus ribu selama 6 kali," terangnya.

              KSPI  berpandangan,  ketentuan  mengenai  BPJS  Ketenagakerjaan  yang  akan  membayar
              pesangon sebesar 6 bulan upah tidak masuk akal. Sumber dana yang belum jelas juga dianggap
              merugikan buruh.

              Selain itu, buruh juga menilai dalam Omnibus Law Cipta Kerja buruh kontrak dan outsourcing
              tanpa batasan jenis industri dan bisa seumur hidup.

              Kemudian  terkait  UMP,  UMK,  UMSK,  dan  UMSP  yang  dihapus,  menurut  Said  faktanya  Upah
              Minimum Sektoral (UMSP dan UMSK) memang dihapus, sedangkan UMK ada persyaratan.

              "Dihapusnya UMSK dan UMSP merupakan bentuk ketidakadilan. Sebab sektor otomotif seperti
              Toyota, Astra, dan lain-lain atau sektor pertambangan seperti Freeport, Nikel di Morowali dan
              lain-lain, nilai upah minimumnya sama dengan perusahaan baju atau perusahaan kerupuk. Itulah
              sebabnya,  di  seluruh  dunia  ada  Upah  Minimum  Sektoral  yang  berlaku  sesuai  kontribusi  nilai
              tambah tiap-tiap industri terhadap PDB negara," terangnya.

              Pihaknya  juga  menyiapkan  poin-poin  lain  tuntutan  buruh  yang  dianggap  hoax  akan
              diperjuangkan secara konstitusional. Pihaknya mencatat setidaknya ada 12 poin tuntutan buruh
              yang dianggap hoax.

              (das/ara)













                                                           562
   558   559   560   561   562   563   564   565   566   567   568