Page 69 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 69

taan  lapangan  kerja  baru  khususnya  di  sektor  padat  karya.  Jadi  undang-undang  Cipta  kerja
              bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi para pencari kerja serta
              para pengangguran," tutur Presiden.

              Manfaat  kedua,  adalah  baik  bagi  pengembangan  UKM  dan  Koperasi.  Sebab,  UU  Cipta  Kerja
              menawarkan berbagai macaMKemudahan berusaha. "Regulasi yang tumpang tindihdan prosedur
              yang  rumit  dipangkas.  Perizinan  usaha  untuk  usaha  mikro  kecil  tidak  diperlukan  lagi,  hanya
              pendaftaran  saja.  Sangat  simpel,"  tegas  Jokowi.  Balikan,  UMKM  yang  bergerak  di  sektor
              makanan  dan  minuman  sertifikasi  halalnya  akan  dibiayai  langsung  oleh  pemerintah.  Artinya
              gratis.

              Kemudian, izin kapal nelayan penangkap ikan hanya perlu melaporkan ke unit kerja Kementerian
              KKP  saja.  "Kalau  sebelumnya  harus  mengajukan  ke  Kementerian.  KKP,  Kementerian
              Perhubungan, dan instansi instansi yang lain, sekarang ini cukup dari unit di . Kementerian KKP
              saja," ujarnya.

              Selain  itu,  UU  Cipta  Kerja  juga  dinilai  ramah  bagi  Perseroan  Terbatas  (PT)  dan  Koperasi.
              Menyusul dihapuskannya aturan modal minimum dan pengurangan syarat jumlah anggota untuk
              pembentukan atau pendirian.

              "Pembentukan PT atau perseroan terbatas juga dipermudah, tidak ada lagi pembatasan modal
              minimum.  Pembentukan  koperasi  juga  dipermudah  jumlahnya  hanya  9  orang  saja,  koperasi
              sudah bisa dibentuk Kita harapkan akan semakin banyak koperasi-koperasi di tanah air," tegas
              Jokowi.

              Ketiga,  meningkatkan  upaya  pencegahan  dan  pemberantasan  korupsi  di  Indonesia.  Hal  itu
              karena kemudahan pengur usan perizinan dan pemanfaatan teknologi digital. "Undang-Undang
              Cipta kerja ini akan mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Ini jelas karena
              dengan  menyederhanakan,  dengan  memotong,  dengan  mengintegrasikan  ke  dalam  sistem
              perizinan secara elektronik, maka pungutan liar pungli dapat dihilangkan," ujarnya.

              Pengusaha Kritisi UU Cipta Kerja

              Secara  terpisah,  ekonom  sekaligus  mantan  staf  khusus  Wakil  Presiden,  Wijayanto  Samirin,
              menyangsikan  kemampuan  Undang-Undang  Cipta  Kerja  untuk  menyediakan  lapangan  kerja
              dalam waktu dekat. Sebab, kemampuan birokrat saat ini dianggap masih belum tanggap dalam
              membuat aturan turunan.

              " Yang saya khawatirkan adalah sudah dibuka pintunya, ekspektasi tinggi sekali,regulasi yang
              lama sudah dipandang tidak berlaku, tetapi regulasi implementasi itu belum tersedia," ujar dia
              dalam webinar bertema "Pekerja dan UU Cipta Kerja" Sabtu (10/10).

              Menurut  Wijayanto,  kemampuan  kelompok  birokrat  saat  ini  masih  belum  tanggap  dalam
              menyusun  berbagai  aturan  turunan.  Hal  ini  tercermin  dalam  program  16  paket  ekonomi,
              pengadaan online single submission (OSS)yang terbentur birokrasi,termasuk UU Cipta Kerja.

              "Proses di birokrasi ini masih sulit, selama belum mengaddress masalah di birokrasi. Ini (UU
              Cipta Kerja) akan sulit juga," tutur dia.

              Terlebih, Wijayanto mencatat, untuk implementasi sebagian UU anyar ini membutuhkan banyak
              aturan  turunan,  "ada  40  aturan  turunan  yang  bakal  dikejar penyelesaiannya  dalam  sebulan,
              terdiri dari 35 peraturan pemerintah (PP) dan 5 peraturan presiden (perpres)," ujarnya.

              Oleh karena itu, dia meyakini apabila UU Cipta Kerja yang harapkan mampu menyerap tenaga
              kerja dalam jumlah tinggi justru akan dihadapkan pada kondisi sulit. Menyusul birokrasi masih
              berpotensi menjadi momok bagi implementasi UU kontroversial itu. "Banyak regulasi yang lama

                                                           68
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74