Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 12

Ringkasan

              Disahkannya Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) bukan saja membuat repot
              kalangan buruh. Beleid kontroversial ini juga bakal merepotkan pemerintah dari sisi anggaran.

              Pasalnya,  beleid  sapu  jagat  tersebut  menelurkan  dua  program  baru  yang  belum  difasilitasi
              anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) 2021. Sementara anggaran yang dibutuhkan
              untuk membiayai dua program baru tersebut tidak sedikit.

              Adapun, sumber pendanaan JKP pada tahap awal, semuanya akan berasal dari anggaran negara
              alias  pemerintah.  "Dana  awal  untuk  program  JKP  akan  diambil  dari  APBN,"  kata  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Selanjutnya, sumber iuran JKP akan mengandalkan rekomposisi
              iuran program jaminan sosial dan dana operasional BPJS Ketenagakerjaan.


              OMIBUS BIKIN DEFISIT APBN KIAN BENGKAK

              Kendati baru disahkan, APBN 2021 kemungkinan bakal direvisi. Ini dilakukan guna mengantispasi
              ketidakpastian ekonomi dan dampak UU Cipta Kerja.

              Disahkannya Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) bukan saja membuat repot
              kalangan buruh. Beleid kontroversial ini juga bakal merepotkan pemerintah dari sisi anggaran.
              Pasalnya,  beleid  sapu  jagat  tersebut  menelurkan  dua  program  baru  yang  belum  difasilitasi
              anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) 2021. Sementara anggaran yang dibutuhkan
              untuk membiayai dua program baru tersebut tidak sedikit.

              Kedua program anyar itu adalah pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) serta program
              Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Pembentukan LPI, misalnya, diatur dalam pasal 161 ayat
              1  Bab  X  UU  Ciptaker  yang  berbunyi:  bahwa  dalam  rangka  pengelolaan  investasi  dibentuk
              Lembaga Pengelola Investasi.
              Sementara JKP adalah program jaminan sosial baru yang diatur dalam pasal 46A UU Ciptaker
              yang merevisi UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

              Kedua program itu membutuhkan alokasi anggaran, yakni masing-masing Rp 75 triliun untuk
              modal awal LPI serta dana Rp 6 triliun untuk program JKP.

              Khusus anggaran LPI sebesar Rp 75 triliun itu memang tak semuanya menjadi beban APBN.
              Alokasi anggaran yang akan diambil dari APBN hanya berkisar Rp 30 triliun, 'itu dalam bentuk
              dana  tunai,"  ujar  Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani.  Sementara,  sisanya  akan  disertakan  dalam
              bentuk barang milik negara, saham negara, hingga piutang negara.

              Adapun, sumber pendanaan JKP pada tahap awal, semuanya akan berasal dari anggaran negara
              alias  pemerintah.  "Dana  awal  untuk  program  JKP  akan  diambil  dari  APBN,"  kata  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Selanjutnya, sumber iuran JKP akan mengandalkan rekomposisi
              iuran program jaminan sosial dan dana operasional BPJS Ketenagakerjaan.


              Masuknya dua program yang baru ini, tentu saja akan semakin memberatkan beban APBN tahun
              depan. "Realistisnya memang masuk di APBN 2021," ujar Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang
              Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo. Artinya, ada alokasi anggaran baru senilai Rp 36 triliun
              yang bersumber dari APBN 2021 untuk membiayai kedua program tersebut.

              Nah,  persoalannya,  sejak  awal  APBN  2021  disusun,  pemerintah  dan  DPR  belum
              memperhitungkan anggaran tersebut. Maklumlah, saat itu UU Ciptaker belum juga disahkan oleh
              DPR.
                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17