Page 7 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 7

ditemani  sejumlah  koleganya,  yaitu  Menteri  Koordinator  Perekonomian  Airlangga  Hartarto,
              Menteri  Dalam  Negeri  Tito  Karnavian,  dan  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah.  Ganjar
              berujar, para kepala daerah diminta membuat narasi positif soal omnibus law.



              BANYAK LOBI SARU NARASI

              Pengusaha ikut melobi para buruh yang berunjuk rasa. Pemerintah ujuk-ujuk meminta bantuan
              pemerintah daerah.
              DI  hadapan  pengurus  Kamar  Dagang  dan  Industri  Indonesia  (Kadin),  Menteri  Koordinator
              Perekonomian  Airlangga  Hartarto  menjelaskan  perkembangan  kondisi  dalam  negeri  setelah
              Undang-Undang Cipta Kerja disahkan di Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam pertemuan virtual
              yang digelar Rabu, 7 Oktober lalu, itu, Airlangga meminta para pengusaha ikut mensosialisasi
              aturan sapu jagat kepada buruh dan masyarakat.

              Ketua  Kadin  Rosan  Roeslani  mengatakan  Airlangga  meminta  para  pengusaha  mensosialisasi
              kluster tenaga kerja. "Kami di Kadin pusat dan daerah diminta menjelaskan secara baik dan
              benar dari omnibus law," ujar Rosan kepada Tempo, Kamis, 15 Oktober lalu. Menurut Rosan,
              selain menjelaskan isi omnibus law, pengusaha mewanti-wanti para buruh soal potensi penularan
              virus corona jika berunjuk rasa di tengah pandemi.

              Kalangan buruh memang cukup getol menolak pengesahan omnibus law. Mereka menilai ada
              sejumlah ketentuan dalam aturan itu yang merugikan pekerja. Misalnya pesangon yang turun
              dari  32  kali  seperti  diatur  dalam  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan menjadi 25 kali.

              Para pengusaha pun ikut melobi pentolan asosiasi buruh. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan
              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  Sofjan  Wanandi,  Rosan  telah  bertemu  dengan  Presiden
              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Buruh
              Indonesia Andi Gani Nena Wea. "Supaya semuanya tenang dalam situasi sulit karena pandemi
              ini," ucapnya pada Rabu, 14 Oktober lalu.

              Said tak merespons panggilan telepon dan pesan yang dilayangkan Tempo. Adapun Rosan dan
              Andi menampik jika disebut telah bertemu. Ketua Umum Federasi Pekerja Seluruh Indonesia
              Indra Munaswar membenarkan ada upaya dari pengusaha untuk mengecilkan gerakan buruh,
              yaitu dengan meminta buruh menggugat Undang-Undang Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi.
              "Tapi kami tetap saja turun ke jalan," kata Indra.

              Dua pejabat pemerintah mengatakan narasi gugatan ke Mahkamah Konstitusi memang sengaja
              digembar-gemborkan karena diperkirakan bakal terjadi penolakan dan unjuk rasa besar-besaran.
              Sehari setelah Menteri Airlangga Hartarto menggelar rapat dengan para pengusaha, unjuk rasa
              besar pecah di berbagai daerah pada Kamis, 8 Oktober lalu. Sebagian demonstrasi itu berujung
              rusuh.

              Sehari kemudian, Presiden Joko Widodo melalui akun YouTube Sekretariat Presiden menyatakan
              unjuk  rasa  itu terjadi karena  ada  disinformasi  mengenai  isi  Undang-Undang  Cipta Kerja  dan
              hoaks di media sosial. Ia pun meminta para penolak omnibus law mengajukan uji materi ke
              Mahkamah Konstitusi. "Sistem ketatanegaraan kita memang seperti itu," ujarnya.

              Pada hari yang sama, Presiden juga menggelar pertemuan secara virtual dengan para gubernur.
              Dalam  rapat  itu,  Jokowi  meminta  para  gubernur  menjelaskan  isi  omnibus  law  kepada
              masyarakat.  Gubernur  Jawa  Tengah  Ganjar  Pranowo  mengatakan  Presiden  menyampaikan
              bahwa omnibus law diperlukan untuk memperbaiki aturan yang tumpang-tindih.


                                                            6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12