Page 172 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 172

KSBSI TAK KIRIM NAMA UNTUK SUSUN ATURAN TURUNAN UU CIPTAKER

              Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengaku sudah mendapatkan undangan
              dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) untuk terlibat dalam pembahasan rancangan
              peraturan  pemerintah  (RPP)  Undang-Undang  Cipta  Kerja.  Presiden KSBSI  Elly  Rosita  Silaban
              memastikan tidak akan mengirimkan nama dalam pembahasan tersebut.

              "Kemenaker sudah mengundang kita untuk penyusunan PP dan meminta nama-nama yang akan
              ikut penyusunan turunan UU, tapi KSBSI tidak akan mengirimkan nama untuk hadir," kata Elly
              kepada Republika.co.id, Ahad (18/10).

              Dalam surat Kemenaker bernomor 4/801/HI.03.00/X/2020 yang diterima Republika dari Elly, RPP
              yang dibahas mengenai sejumlah hal diantaranya mengenai Hubungan Kerja, Waktu Kerja Waktu
              Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja, Pengupahan, Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP),
              Tenaga Kerja Asing. Serikat pekerja dan serikat buruh diminta mengirimkan nama paling lambat
              15 Oktober.


              Elly menjelaskan, alasan KSBSI tidak mengirimkan nama lantaran ada rasa kecewa ketika gabung
              dalam sebuah tim tetapi ternyata hasilnya tidak seperti yang disepakati. Terlebih, lanjutnya, ia
              mendengar rumor bahwa PP sudah 99 persen diselesaikan.

              "Jadi saya kira hasilnya pasti sama mengecewakan, kalau toh mau ditampung ususlan kita kan
              sudah ditampung di UU, tidak mungkin lebih bagus di PP. Kita serahkan ke tripartit karena kan
              disana sudah ada pengusaha dan pemerintah, terlibat atau tidak dari serikat buruh itu pasti jadi
              PPnya," kata dia.


              Ia  juga  menanggapi  pernyataan  Menteri  Koordinator  Maritim  dan  Investasi  Luhut  Binsar
              Panjaitan  yang  menjanjikan  akan  memperbaiki kekurangan  di  UU  Cipta  Kerja  melalui  aturan
              turunan. Menurut Elly, tak ada yang bisa menjamin bahwa PP tersebut mampu menampung
              usulan buruh.

              "Siapa  yang  bisa  menjamin  akan  menampung  teriakan  buruh?  Kita  yang  bergabung  saja
              dikhianati apalagi yang tidak gabung. Semoga mereka punya hati dan melihat persoalan ini harus
              ada jalan keluar," tegasnya.

              Sebelumnya  Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  menargetkan,  40
              aturan turunan dari Undang-Undang (UU) Cipta Kerja dapat rampung dalam sebulan. Target ini
              sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

              Airlangga  menjelaskan, aturan  turunan  dibutuhkan  untuk  melaksanakan  poin-poin dalam  UU
              Cipta  Kerja.  "Ada  35  PP  (Peraturan  Pemerintah)  dan  lima  Perpres  (Peraturan  Presiden),
              diharapkan dapat segera diselesaikan," kata Airlangga dalam diskusi virtual, Kamis (8/10) lalu.













                                                           171
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177