Page 176 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 176

'BANYAK TOKOH TAK PAHAM UU CIPTAKER, TAPI KEBURU MENOLAK'

              Kepala Staf Presiden Moeldoko buka suara terkait gelombang penolakan UU Cipta Kerja yang
              masih saja mengalir. Terakhir pada Jumat (16/10), massa yang terdiri dari mahasiswa kembali
              melakukan unjuk rasa menolak aturan sapu jagat ini.

              "Jangan buru-buru komplain berlebihan padahal belum memahami substansi versi terakhir UU
              Cipta Kerja ini. Saya lihat banyak tokoh yang sesungguhnya belum memahami isi sepenuhnya,
              tapi keburu menolak. Padahal saat ini yang dibutuhkan adalah sebuah persatuan," kata Moeldoko
              melalui jawaban tertulis yang dirilis Sabtu, (17/10).

              Menurut Moeldoko, sebagian besar suara penolakan ditujukan untuk substansi konsep UU yang
              belum disahkan. Karena itu, Moeldoko menyayangkan masih banyaknya orang yang melihat UU
              Cipta Kerja ini merugikan.

              Menurutnya, tujuan utama disahkannya UU Cipta Kerja adalah menciptkan lapangan kerja baru
              seluas-luasnya, serta memberi jaminan pendapatan yang lebih baik. "Coba bayangkan, sampai
              saat  ini  ada  33  juta  orang  yang  mendaftar  menjadi  peserta  Kartu  Pra  Kerja.  Betapa  besar
              kebutuhan lapangan kerja saat ini," kata Moeldoko.

              Melalui  UU  Cipta  Kerja,  ujarnya,  pemerintah  membuka  kesempatan  yang  luar  biasa  bagi
              pengusaha kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi. Tak hanya itu, pengusaha dan pelaku
              UMKM dipermudah dalam mengurus izin yang sebelumnya berbelit dan berlapis.

              Selain  itu,  Moeldoko  mengatakan,  UU  Cipta  Kerja  menjawab  keluhan  masyarakat  mengenai
              lambannya birokrasi dan berbelitnya aturan. "Ini membuat tidak adanya kepastian bagi siapapun,
              termasuk  investor.  Peringkat  kompetitif  (c  ompetitiveness  indeks  )  Indonesia  ada  dibawah
              Malaysia dan Thailand. Saya tangkap mungkin Presiden malu melihat kondisi ini. Presiden ingin
              Indonesia bisa maju dalam kompetisi global," katanya.

              Kendati  demikian,  Moeldoko  mengatakan,  respons  yang  beragam  terhadap  UU  Cipta  Kerja
              merupakan  cerminan  perkembangan  politik  Indonesia  yang  dinamis.  Hal  itu,  menurutnya,
              sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mengundang investor.


              "Sementara kita tidak hanya menghadapi tantangan nasional, tetapi juga global. Ada fenomena
              global perubahan cepat, penuh risiko, dan kompleksitas yang luar biasa. Bahkan kadang kadang
              mengejutkan," katanya.

              Seperti  diketahui,  pro  dan  kontra  mengenai  UU  Cipta  Kerja  muncul  lantaran  transparansi
              parlemen dan pemerintah yang minimalis terkait draft beleid tersebut. Akses publik terhadap
              dokumen RUU Cipta Kerja pun baru tersedia setelah selesai dirancang pemerintah dan disahkan
              ke DPR.













                                                           175
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181