Page 397 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 397

negative  -  Anwar  Sanusi  (Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan)  Kami  melihat
              pemerintah ingin mendorong peluang ekonomi dan memberikan kemudahan kepada berbagai
              pihak untuk berbisnis. Namun di sisi lain, perlu disadari UU ini merupakan integrasi dari berbagai
              UU yang menimbulkan kompleksitas tersendiri dari substansi, perspektif hukum dan kepentingan
              masyarakat



              Ringkasan

              Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A. Djalil
              menyambut baik pengesahan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja oleh DPR RI pada 5 Oktober lalu.
              Menurutnya, UU anyar ini akan menyinkronkan 79 peraturan perundang-undangan yang selama
              ini menghambat iklim investasi.

              Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, saat ini ada
              sekitar 7 juta orang, mulai dari Aceh sampai Papua yang sedang mencari lapangan pekerjaan.
              Sedangkan  angkatan  kerja  per  tahun  sekitar  2,9  juta  orang.  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemnaker)  mencatat  ada  3,5  juta  tenaga  kerja  terkena  PHK.  Di  sisi  lain  Kadin  Indonesia
              mencatat sekitar 5 juta orang yang terkena PHK. Maka total lapangan pekerjaan yang perlu
              disiapkan oleh pemerintah mencapai 15 juta jiwa.
              Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menyampaikan
              tentang tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain
              di  ASEAN.  Menurutnya,  implementasi  UU  Cipta  Kerja  diharapkan  akan  terus  mendorong
              peningkatan produktivitas melalui berbagai pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini
              tercatat sekitar 56,6 persen pengangguran terbuka berumur 15 hingga 24 tahun.



              MENTERI ATR SEBUT UU CIPTA KERJA PERBAIKI 79 REGULASI YANG HAMBAT
              INVESTASI

              Jakarta -Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan
              A.  Djalil  menyambut  baik  pengesahan  Undang-Undang  (UU)Cipta  Kerjaoleh  DPR  RI  pada  5
              Oktober lalu. Menurutnya, UU anyar ini akan menyinkronkan 79 peraturan perundang-undangan
              yang selama ini menghambat iklim investasi.

              "Dalam UU Cipta Kerja ini akan memperbaiki 79 UU yang tumpang tindih. Maka iklim investasi
              akan lebih mudah," ujar dia dalam Konferensi Pers dengan tema Klaster Pertanahan dan Tata
              Ruang dalam UUCipta Kerja, Jumat, (16/10).

              Sofyan mengatakan, selama ini mengurus perizinan berusaha di dalam negeri sangatlah tidak
              mudah. Diantaranya karena regulasi yang tumpang tindih, sehingga membuat investor enggan
              menanamkan modalnya di Indonesia.

              "Karena negeri kita dirantai berbagai aturan. Penuh dengan aturan regulasi tumpang tindih, ada
              Permen PP, Perda dan lainnya," tegasnya.

              Padahal, sambung dia, Indonesia terus dihadapkan pada persoalan ketenagakerjaan. Dimana
              lapangan kerja yang tersedia saat ini tidak mampu menyerap tingginya angka pencari kerja baru,
              termasuk kelompok pengangguran yang terus bertambah di tengah pandemi Covid-19.
              "Pada saat ini lebih dari 7 juta orang nganggur. Kemudian ada 2,7 juta tenaga baru dan 3,5 juta
              pengangguran terdampak Covid-19. Tidak kah tersentuh nurani kita," paparnya.



                                                           396
   392   393   394   395   396   397   398   399   400   401   402