Page 41 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 41

selesainya pekerjaan tertentu berdasarkan kesepakatan. Tak ada lagi masa kontrak selama 3
              bulan namun waktunya belum bisa ditentukan.
              Mentri  Tenaga  Kerja  Ida  Fauziyah  membantah  bahwa  omnibus  law  menyebabkan  seorang
              pegawai dijadikan tenaga kontrak selamanya. Menurutnya, mereka tidak perlu takut akan pasal
              56 ayat 3 omnibus law, karena justru akan menjadikan efisiensi pada perusahaan. Jadi mereka
              tidak akan berkali-kali mengontrak suatu pekerja.

              Omnibus law tidak akan merugikan, lanjut Ida. Namun justru aturan ini dibuat pemerintah agar
              terjadi keadilan antara pekerja

              kontrak dengan pegawai tetap. Dengan adanya undang-undang baru ini, pekerja kontrak dapat
              menentukan waktu kerja sampai durasi tertentu, dengan syarat harus disepakati oleh pengusaha
              yang menggajinya.

              Selama ini, pekerja yangsudah 3 bulan dikontrak ada yang tak lagi diperpainjang masa kerjanya
              lalu  dirumahkan  secara  sepihak  Jika  mereka  melamar  lagi,  statusnya  akan  sama  saja  jadi
              pegawai kontrak. Jadi gajinya akan tetap minim. Omnibus law tidak perlu di tentang karena
              justru memberangus praktek kecurangan seperti itu.

              Ida melanjutkan, jika perusahaan melihat kinerja karyawan makin baik, ia akan segera dinaikkan
              statusnya. Dari pekerja kontrak menjadi pegawai tetap. Jadi para pegawai yang masih berstatus
              kontrak tidak perlu alergi dengan omnibus law. Justru mereka malah terpacu untuk bekerja lebih
              rajin, agar segera diangkat jadi pegawai tetap.

              Dalam omnibus law juga disebutkan bahwa pekerja kontrak yang di-PHK juga berhak menerima
              uang pesangon. Jadi mereka tak lagi bingung ketika harus dirumahkan oleh perusahaan. Aturan
              ini juga membuat pengusaha berpikir 2 kali saat akan memecat pekerja kontrak, karena ia harus
              mengeluarkan biaya lagi.

              Sudah jelas bahwa omnibus law tidak merugikan para pekerja kontrak sama sekali, karena justru
              mereka dilindungi dari praktek perekrutan pegawai kontrak, lalu dipecat, dan beberapa bulan
              kemudian  boleh  melamar  lagi.  Karena  jika  dilakukan  terus-menerus,  perusahaan  harus
              menyiapkan anggaran untuk pesangon.

              Para pegawai kontrak juga tidak perlu takut akan terus berstatus kontrak seumur hidup, karena
              selalu ada jalan tengah berupa kesepakatan. Jadi ia punya hak untuk melakukan negosiasi dan
              akhirnya sepakat dengan pengusaha, mengenai durasi kerja kontrak La-gipula,jika ia memiliki
              kinerja yang bagus, akan segera dijadikan pegawai tetap.

              Omnibus law tidak perlu ditakuti oleh pekerja kontrak, karena justru undang-undang ini akan
              menyelamatkan mereka dari pemecatan sepihak

              Mereka masih berhak mendapat uang pesangon ketika di-PHK oleh perusahaan. Jika pengusaha
              melanggarnya, akan bisa dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja untuk diusut lebih lanjut.
















                                                           40
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46