Page 171 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 171

Ringkasan

              Presiden Joko Widodo menegaskan secara umum UU Cipta Kerja mengandung 11 klaster yang
              bertujuan untuk melakukan reformasi struktural dan mempercepat transformasi ekonomi.

              Perumusan UU Cipta Kerja bertujuan untuk memperluas peluang lapangan kerja dan memangkas
              regulasi yang tumpang tindih serta prosedur yang rumit bagi pelaku usaha, seperti koperasi dan
              UMKM.


              PEMERINTAH PERLU MELURUSKAN DISINFORMASI TERKAIT UU CIPTA KERJA

              Presiden Joko Widodo menegaskan secara umum UU Cipta Kerja mengandung 11 klaster yang
              bertujuan untuk melakukan reformasi struktural dan mempercepat transformasi ekonomi.

              Perumusan UU Cipta Kerja bertujuan untuk memperluas peluang lapangan kerja dan memangkas
              regulasi yang tumpang tindih serta prosedur yang rumit bagi pelaku usaha, seperti koperasi dan
              UMKM.

              "Namun karena kesimpangsiuran informasi, disinformasi atas substansi UU Cipta Kerja dan hoaks
              beredar di media sosial, menimbulkan gejolak protes," ujar Staf Ahli Menteri Komunikasi dan
              Informatika Bidang Hukum, Prof. Henri Subiakto dalam acara Forum Sosialisasi Online bertema
              Mengenal Lebih Baik Undang-Undang Cipta Kerja yang diikuti oleh 281 Penyuluh Informasi Publik
              dari seluruh Indonesia, Senin (19/10).

              Menurutnya  pemerintah  perlu  meluruskan  disinformasi  tersebut,  dengan  mensosialisasikan
              fakta-fakta  tentang  urgensi,  manfaat,  dan  substansi  penting  UU  Cipta  Kerja  kepada  seluruh
              lapisan masyarakat.

              "Peran pemerintah ini turut didukung oleh Penyuluh Informasi Publik (PIP) yang tersebar di 518
              kecamatan di seluruh Indonesia. PIP diminta untuk menyampaikan informasi yang benar, serta
              meluruskan disinformasi dan hoaks lewat berbagai media komunikasi," paparnya.

              Untuk itu PIP, menurut Henri perlu dibekali dengan wawasan dan pemahaman yang mumpuni
              terkait urgensi dan manfaat UU Cipta Kerja.

              Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Bidang Ekonomi Kreatif Menteri Koperasi dan UKM
              Fiki  Satari  menyatakan  PIP  perlu  memahami  bahwa  UU  Cipta  Kerja  tersebut  dibuat  untuk
              kepentingan ekonomi kemasyarakatan terutama, sektor UMKM.

              Menurut Fiki, 64 juta atau 99,9 persen pelaku usaha di Indonesia itu adalah UMKM. Di mana
              pelaku usaha UMKM ini mampu menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyumbang PDB sekitar
              60 persen.

              "Apa yang ada dalam UU Cipta Kerja ini kami yakini betul adanya untuk mendukung koperasi
              dan UMKM. Kita juga harus memikirkan masyarakat dan juga para investor. Investor itu kan bisa
              dari dalam negeri tidak melulu dari asing. Kita harus pikirkan juga investor dalam negeri yang
              mau  bersaing  dan  berusaha,  maka  dari  itu  UU  Cipta  Kerja  ini  dibuat  untuk  mempermudah
              investor dalam berusaha. Kami mendorong PIP menyampaikan ini ke masyarakat luas," ujarnya.

              Selain itu, dengan adanya UU Cipta Kerja ini bisa mendorong UMKM masuk dalam digitalisasi. Di
              mana anak muda yang ingin membuat koperasi dulu sangat sulit harus memiliki syarat-syarat
              yang membingungkan, namun dengan adanya UU Cipta Kerja ini akan menjadi lebih mudah.





                                                           170
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176