Page 233 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 233

"Transformasi BLK ini agar memberikan dampak yang signifikan bagi ketenagakerjaan nasional,"
              kata Budi Hartawan dalam keterangannya Senin (19/10/2020).
              Budi Hartawan memaparkan, transformasi BLK dari segi kelembagaan meliputi setiap provinsi
              minimal satu Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP), penyiapan kompetensi instruktur, dan tenaga
              pelatihan pemerintah dan swasta pada Lembaga Pelatihan Kerja.

              Khususnya  dalam  pengembangan  kurikulum  dan  metode  pelatihan  berbasis  online,  serta
              integrasi proses pelatihan dan penempatan.

              Sementara  dari  segi  persepsi,  Kemnaker  akan  memperkuat  sinergi  industri  UMKM,  peluang
              program pemagangan luar negeri ke negara selain Jepang, dan kampanye pelatihan vokasi dan
              BLK yang masif.

              Adapun segi substansi pelatihan meliputi pengembangan dan penerapan teknologi digital dalam
              layanan bidang pelatihan kerja dan sertifikasi, implementasi pelatihan teknisi di balai besar selain
              Serang,  fokus  pelatihan  pada  sektor  prioritas  (Manufaktur,  Pariwisata  dan  Pertanian),  dan
              penerapan  fungsi  peningkatan  produktivitas  di  BLK  UPTP  dan  UPTD;  "Aspek  pelatihan  juga
              mencakup penyiapan peserta pemagangan LN dapat dioptimalkan di BLK, menyiapkan Program
              BLK Komunitas menjadi Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan, dan fokus pelatihan lima Balai Besar
              Pelatihan Kerja ke arah peningkatan tenaga kerja professional," kata Budi.
              Sementara dari segi sarana dan fasilitas fokus pada pemberdayaan dan implementasi 3R BLK,
              yakni  Reorientasi,  Revitalisasi,  Rebranding  Budi  mengatakan,  salah  satu  perubahan  paling
              substansial dari transformasi BLK adalah integrasi bisnis proses penempatan dan pelatihan.

              Sebab,  pengantar  kerja/petugas  antar  kerja  akan  melakukan  konseling  karir  terlebih  dahulu
              untuk menentukan apakah tenaga kerja dapat langsung bekerja/wirausaha, atau memerlukan
              intervensi pelatihan, sertifikasi dan/atau pelatihan wirausaha dan modal usaha.

              "Pemantauan setelah lulus pelatihan pun terus dipantau melalui mekanisme survei kebekerjaan
              yang telah dilaksanakan di pelatihan yang menggunakan anggaran APBN," katanya.

              Ia mengatakan, saat ini sudah terdapat 16 provinsi yang memiliki BLK UPTP.

              Artinya, masih ada 18 Provinsi yang belum memiliki BLK UPTP, yakni di Riau, Jambi, Bengkulu,
              Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, DIY, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
              Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
              Barat, dan Papua.

              Menurutnya,  keuntungan  bagi  daerah  dalam  pengembangan  BLK  UPTP  baru  antara  lain,
              pembangunan  dan  operasional  pelatihan  ditanggung  oleh  pemerintah  pusat,  percepatan
              pembangunan SDM yang berkualitas dan berkelanjutan di provinsi, dan meningkatkan kualitas
              SDM di provinsi tersebut, sehingga mendorong percepatan peningkatan investasi dan ekonomi
              di provinsi tersebut.

              Dok Kemnaker Dirjen Binalattas Kemnaker , Budi Hartawan.













                                                           232
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238