Page 242 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 242

mendesak, apalagi di tengah pandemi terdapat kurang lebih 6,9 juta pengangguran dan 3,5 juta
              pekerja terdampak Covid-19.
              Disebutkan  pula  bahwa  sebanyak  87  persen  dari  total  penduduk  bekerja  memiliki  tingkat
              pendidikan setingkat SMA ke bawah, sebanyak 39 persen di antaranya berpendidikan sekolah
              dasar sehingga perlu mendorong penciptaan lapangan kerja baru, khususnya di sektor padat
              karya.

              "Jadi,  Undang-Undang  Cipta  Kerja  bertujuan  untuk  menyediakan  lapangan  kerja  sebanyak-
              banyaknya bagi para pencari kerja serta para pengangguran," kata Presiden.

              Lebih  lanjut  Presiden  Jokowi  mengatakan,  "Kita  pemerintah  membuka  dan  mengundang
              masukan-masukan dari masyarakat, dan masih terbuka usulan-usulan dan masukan-masukan
              dari  daerah-daerah."  PP  selaras  UU  Namun,  yang  perlu  diperhatikan  oleh  Pemerintah  dan
              pemangku kepentingan terkait dengan 11 klaster adalah peraturan pemerintah harus selaras
              dengan UU Cipta Kerja .
              Jika usulan dan masukan dari masyarakat yang bertentangan dengan UU Cipta Kerja , tidak
              munutup  kemungkinan  banyak  pihak  yang  akan  mengajukan  judicial  review  (uji  materi)  ke
              Mahkamah Agung.

              Oleh karena itu, kementerian yang menyiapkan rancangan peraturan pemerintah (RPP) perlu
              kecermatan ketika menerima usulan dan masukan dari pemangku kepentingan. Dengan kata
              lain, tidak asal mengakomodasi kepentingan semua pihak dengan mengabaikan keharmonisan
              antara PP dan UU Cipta Kerja .

              Sejumlah  kementerian  telah  menyiapkan  RPP,  di  antaranya  Kementerian  Agraria  dan  Tata
              Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang tengah merampungkan lima RPP sebagai
              turunan atau aturan pelaksanaan dari UU Cipta Kerja .

              Sebagaimana  diwartakan  sebelumya,  Menteri  ATR/Kepala  BPN  Sofyan  A.  Djalil  mengatakan
              bahwa pihaknya akan mengundang sejumlah pihak untuk memberikan aspirasi terkait dengan
              penyusunan RPP.

              Kelima RPP yang dimaksud adalah RPP tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; RPP tentang
              Bank Tanah; RPP tentang Pemberian Hak Atas Tanah; RPP tentang Penyelenggaraan Pengadaan
              Tanah untuk Kepentingan Umum; serta RPP tentang Kawasan dan Tanah Telantar.

              Lima RPP klaster pertanahan di bawah Kementerian ATR/BPN itu ditargetkan rampung paling
              tidak  1,5  bulan.  Apalagi,  Presiden  Joko  Widodo  memerintahkan  seluruh  kementerian  untuk
              segera merampungkan RPP.

              Tidak pelak lagi, Kementerian ATR/BPN bersama kementerian lain pun harus merampungkan
              drafnya meskipun undang-undang memungkinkan 3 bulan.

              "Saya yakin semua RPP ini akan jadi 1,5 bulan setelah UU ini diundangkan," kata Mantan Menko
              Perekonomian tersebut.

              Menyinggung soal bank tanah, dia menegaskan bahwa RPP ini akan melengkapi Kementerian
              ATR/BPN tidak hanya sebagai land regulator, tetapi juga land manager atau pengelola tanah.

              Melalui institusi bank tanah, ATR/BPN dapat mengambil alih tanah-tanah telantar dan tak bertuan
              untuk kepentingan masyarakat, seperti perumahan, taman, dan fasilitas umum.

              Undang-Undang Cipta Kerja ini juga memberikan penguatan hak pengelolaan (HPL). Selama ini,
              tanah yang dimiliki oleh pemerintah daerah diberikan hak pakai dan tidak bisa digunakan untuk
              kepentingan yang lebih produktif.
                                                           241
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247