Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 FEBRUARI 2021
P. 121
MENAKER UNGKAP PENYEBAB BANYAK PENYANDANG DISABILITAS YANG
MENGANGGUR
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan masih banyak penyandang
disabilitas yang menganggur. Total jumlah pengangguran terbuka penyandang disabilitas ada
sebanyak 247.000 dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3%.
"Sedangkan jumlah penyandang disabilitas yang bekerja sebanyak 7,57 juta orang dan jumlah
pengangguran terbuka penyandang disabilitas sebesar 247 ribu orang dengan TPT sebesar 3%,"
ungkap Ida dalam acara Dialog Interaktif Ketenagakerjaan Inklusif dengan APINDO, Rabu
(24/2/2021).
Lebih lanjut, Ida merinci, total penyandang disabilitas yang masuk usia kerja ada sebanyak 17,7
juta, sementara yang masuk dunia kerja sebanyak 7,8 juta orang. Hal ini berarti Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penyandang disabilitas hanya 44%, jauh di bawah TPAK
nasional sebanyak 69%.
"Kalau lihat angka ini rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja penyandang disabilitas
menunjukkan bahwa banyak penyandang disabilitas sudah terlebih dahulu mundur dan tidak
berani masuk ke pasar kerja," katanya.
Adapun beberapa penyebab minimnya penyandang disabilitas yang masuk ke pasar kerja salah
satunya karena terbatasnya ketersediaan lapangan kerja itu sendiri.
"Hal ini dipengaruhi oleh masih terbatasnya ketersediaan lapangan kerja, diskriminasi, dan
kemungkinan terjadinya stigma bagi penyandang disabilitas di dunia kerja," tuturnya.
Ketersediaan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas pun lebih banyak di sektor pelayanan
ketimbang industri. Sebab, di sektor industri ini, aksesibilitas di lingkungan kerjanya masih begitu
minim bagi para penyandang disabilitas itu sendiri.
"Lebih banyak di sektor pelayanan, jasa, dan ritel dibandingkan di sektor industri. Rendahnya
partisipasi di sektor industri dipengaruhi oleh beberapa permasalahan seperti tidak tersedianya
aksesibilitas di lingkungan kerja, ada kesenjangan sosial dan yang tidak kalah adalah karena
pelatihan pendidikan yang tidak inklusif," paparnya.
120