Page 357 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 April 2021
P. 357

"Kalau bukan Bahlil, ya profesional nonpartai karena mesti berpengalaman dengan baik di bidang
              ini. Kami pikir, nama Muhammad Chatib Basri bisa cocok," ucapnya.
              Sementara  pengisian  jabatan  Kemendikbudristek,  posisi  Nadiem  bisa  saja  terganti.  Namun,
              terdapat beberapa faktor tersendiri, mengingat Nadiem merupakan orang pilihan Jokowi. PARA
              Syndicate  menganalisis, bisa  jadi,  Nadiem  diganti  atas  inisiatifnya sendiri.  Hal  itu  mengingat
              penggabungan dua kementerian akan membuat beban kerjanya makin besar jika memaksakan
              diri. Nadiem, kata Ari, alangkah lebih baik dirotasi ke posisi Kementerian Koperasi dan UMKM,
              apalagi rekam jejaknya di Gojek.

              "Kalau  dalam  posisi  itu,  bagaimana  Kang  Teten?  Kang  Teten  bisa  ke  Kemendes  PDTT,  pas
              dengan rekam jejak dia. Sementara Kemendikbudristek diisi oleh unsur Muhammadiyah, seperti
              sebelum-sebelumnya. Isu sudah santer karena biasanya berlaku Kementerian Agama itu dari
              NU, Kementerian Pendidikan dari Muhammadiyah," katanya.

              Lalu, siapa Kepala BRIN? Ari menilai, kapasitas dan pengalaman Bambang Brodjonegoro sangat
              cocok untuk menempati posisi itu. Masalahnya, apakah Bambang mau? "Kayaknya beliau akan
              menolak,  baik  karena  alasan  pribadi  maupun  profesional.  Melacak  statement  di  media,  dia
              kayaknya kurang berkenan. Lalu, siapa yang menempati Kepala BRIN? Besar kemungkinan berisi
              peneliti dan tentunya dari kalangan kampus," ucapnya.

              Lepas dari wacana utama, yakni perubahan nomenklatur kementerian tadi, tak dimungkiri bahwa
              isu yang terlalu lama dibiarkan ini telah menjadi bola liar sehingga menimbulkan respons publik
              pada beberapa kementerian yang perlu kena ganti.

              Terkait dengan ini, PARA Syndicates mengajukan beberapa nama, yakni Kepala KSP Moeldoko,
              Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Desa dan PDTT Abdul Halim Iskandar.

              Menurut Ari, Moeldoko telah membebani Istana dengan isu dualisme Partai Demokrat. Budi Karya
              juga  beberapa  kali  blunder  pada  isu  mudik  dan  pengelolaan  transportasi  saat  Covid-19.
              Sementara Abdul Halim Iskandar dinilai belum memperlihatkan langkah maju selama memimpin
              Kemendes PDTT.

              Lihat kinerja

              Direktur  Eksekutif  Indopolling  Network,  Wempy  Hadir,  yang  turut  menjadi  pembicara  dalam
              diskusi ini, menilai, dalam melakukan perombakan atau reshuffle, Presiden Joko Widodo juga
              harus melihat performa atau kinerja semua menteri.

              "Harus ada pertimbangan performance dalam melakukan reshuffle kabinet. Ada evaluasi yang
              terukur terhadap kinerja menteri. Jika tidak, masyarakat melihat bahwa reshuffle hanya sharing
              of power," katanya.

              Jika  melihat  dari  kinerja  dan  sejumlah  tolok  ukur  lainnya,  diakui  Wempy,  terdapat  sejumlah
              kementerian ataupun pejabat di lingkungan pemerintahan yang kinerjanya jauh dari harapan
              Presiden. Salah satunya terkait posisi Moeldoko. Untuk posisi menteri, setidaknya terdapat tiga
              posisi kementerian yang kinerjanya tidak terlalu menonjol, bahkan cenderung di bawah harapan
              masyarakat.

              Padahal, pada masa seperti sekarang ini tentunya Presiden butuh tim yang mampu membantu
              Indonesia segera keluar dari krisis sebagai akibat dari pandemi berkepanjangan.

              "Kedua, posisi Menteri Desa. Saya tidak melihat ada progres yang kuat yang ditunjukkan Mendes.
              Ketiga, Menteri Tenaga Kerja. Belakangan, banyak sekali suara dari pekerja-pekerja kita yang
              tidak mengalami advokasi dari Kementerian Tenaga Kerja, termasuk persoalan THR," katanya.


                                                           356
   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362