Page 79 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 79

Survei dilakukan pada 24 April-2 Mei 2020 terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas, dengan
              jumlah  responden  yang  terjaring  2.160  responden  dari  34  provinsi  di  Indonesia.  Sebanyak
              15,6%  pekerja  mengalami  PHK  dan  40%  pekerja  mengalami  penurunan  pendapatan,  di
              antaranya sebanyak 7% pendapatan buruh turun sampai 50%.

              "Kondisi ini berpengaruh pada kelangsungan hidup pekerja serta keluarganya," jelas Ngadi dari
              Pusat Penelitian Kependudukan LIPI dalam keterangan resminya, Selasa (19/5).

              Dari hasil survei tersebut dapat diprediksi 10 juta pengusaha mandiri akan berhenti bekerja dan
              10 juta lainnya pendapatan menurun lebih dari 40 persen. Kemudian, sebanyak 15 juta pekerja
              bebas atau pekerja keluarga bakal menganggur.

              Sementara  itu,  ekonom  UI  Fithra  Faisal  memerkirakan  potensi  penambahan  jumlah
              pengangguran dan pertumbuhan ekonomi sangat bergantung dengan kemampuan pemerintah
              menangani pandemi Covid-19.

              "Berdasarkan  skenario  yang  kami  buat,  sampai  6  bulan  [yakni]  Agustus-September,
              perekonomian kita cuma tumbuh 0,8%. Kemungkinan angka pengangguran mencapai 15 juta
              orang minimal, bahkan bisa sampai 20 juta orang," jelasnya.

              Fithra menilai intervensi kesehatan berperan sangat penting dalam menentukan arah pemulihan
              ekonomi Indonesia. Dia mencontohkan jika melihat kondisi yang terjadi saat Flu Spanyol terjadi
              pada 1920, area-area yang memiliki angka kasus rendah memiliki penyerapan tenaga kerja lebih
              baik dibanding zona merah.

              TETAP WASPADA

              Di sisi lain, pakar komunikasi dan manajemen krisis dari Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia
              Wulandari  mengatakan  industri  pariwisata  di  Indonesia  mulai  menggeliat  sejalan  dengan
              diberlakukannya  kebijakan  normal  baru  oleh  pemerintah.  Fakta  menunjukkan  bahwa
              masyarakat merasa jenuh dan stres akibat kebijakan physical distancing atau PSBB sehingga
              masyarakat sudah tidak sabar untuk segera berwisata.

              Namun,  beberapa  hal  tetap  harus  diwaspadai  dalam  kebijakan  membuka  kembali  akses
              perjalanan dan pariwisata. Alasannya, vaksin Covid-19 masih belum tersedia.
              "Namun, ada kekhawatiran baik dari masyarakat dan para pelaku industri pariwisata terhadap
              masalah-masalah yang akan muncul jika industri pariwisata mulai beroperasi," tuturnya seperti
              dilansir Antara, Selasa (16/6).

              Industri  pariwisata  bisa  menjadi  pemicu  terjadinya  pandemi  gelombang  kedua  jika  tidak
              dipersiapkan  dengan  matang  dan  cermat.  Oleh  karena  itu,  pelaku  industri  pariwisata  harus
              benar-benar  menganalisis  segala  risiko  dan  kemungkinan  yang  timbul  dengan  dibukanya
              industri yang banyak mengundang berkumpulnya orang.

              Per  Senin  (22/6),  jumlah  kasus  baru  Covid-19 di  Indonesia  sudah  mencapai  46.845 setelah
              bertambah  954  kasus  dari  hari  sebelumya.  Sementara  itu,  pasien  meninggal  bertambah  35
              orang menjadi 2.500 orang.

              Dengan potret tersebut, mampukah protokol kesehatan yang diterapkan dalam kebijakan travel
              bubble membendung penyebaran virus corona dan mengangkat lagi perekonomian Indonesia?
              0





                                                           78
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84