Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 123

SEJUMLAH SERIKAT BURUH TAK IKUT PEMBAHASAN ATURAN TURUNAN UU
              CIPTAKER
              Rancangan aturan pelaksana soal ketenagakerjaan Undang-Undang Cipta Kerja mulai dibahas
              oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dengan.

              Meski demikian, sebagian besar serikat pekerja memutuskan untuk tak terlibat dan melanjutkan
              penolakan terhadap beleid tersebut.

              Pembahasan  rancangan  peraturan  turunan  klaster  ketenagakerjaan  dimulai  pada  Selasa
              (20/10/2020) lewat rapat perdana bertajuk Kick off the Tripartite Meeting Pembahasan Peraturan
              Pelaksanaan Substansi Ketenagakerjaan Undang-Undang Cipta Kerja.

              Rapat  yang  digelar  di  Hotel  Royal  Kuningan  itu  dihadiri  oleh  perwakilan  Konfederasi  Serikat
              Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi),
              Federasi  Serikat  Pekerja  Perkebunan  Nasional  (FSP  BUN),  dan  Federasi  Serikat  Pekerja
              Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (FKahutindo).

              Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  (Aspek)  Mirah  Sumirat  mengatakan  bahwa  dirinya  tidak
              diundang dalam rapat pembahasan tersebut. Dia pun mengaku enggan terlibat jika diundang.

              "Kalau diundang pun kami tidak akan ikut. Secara logika tidak tepat karena kami telah menolak
              UU-nya. Padahal UU posisinya di atas peraturan pelaksana," kata Mirah saat dihubungi Bisnis ,
              Rabu (21/10/2020).
              Mirah mengatakan bahwa sejumlah serikat pekerja tengah memperjuangkan upaya pembatalan
              UU sapu jagat ini dengan sejumlah cara, seperti judicial review . Namun, dia mengatakan bahwa
              Aspek bakal memilih opsi penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu).

              "Sejak  awal  kami  mendorong  lahirnya  perppu  dengan  sejumlah  pertimbangan.  Proses
              penyusunan  UU  ini  sudah  kacau  sejak  awal,  minim  partisipasi  publik.  Ini  bukan  hanya
              kepentingan pekerja atau buruh, tapi dari klaster lain juga demikian," katanya.

              Di  sisi  lain,  Konfederasi Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  yang  dipimpin oleh  Said  Iqbal  pun
              berencana melanjutkan aksi penolakan dengan rencana demonstrasi nasional di hadapan gedung
              DPR. Mereka mendesak aupaya diadakannya legislative review oleh sejumlah fraksi yang telah
              menyatakan penolakan atas UU Cipta Kerja.

              Kementerian Ketenagakerjaan sendiri telah menyiapkan empat rancangan peraturan pemerintah
              (RPP) sebagai aturan pelaksana UU Cipta Kerja. Keempat RPP tersebut mencakup aturan soal
              penyelenggaraan  ketenagakerjaan,  pengupahan,  tenaga kerja  asing  (TKA),  dan  RPP tentang
              Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan bahwa pematangan konsep telah dilakukan
              secara internal oleh kementeriannya yang diiringi dengan koordinasi dengan kementerian dan
              lembaga terkait.















                                                           122
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128