Page 256 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 256
Hal itu, kata dia, tak terlepas dari pandemi COVID-19 yang menjadi persoalan nasional dan
global, berakibat pada minusnya pertumbuhan ekonomi kuartal II dan III 2020.
Selain itu, kata Rustika, pemberitaan media massa terkait Jokowi disusul oleh isu politik dan
keamanan sebanyak 23 persen, isu sosial 22 persen, dan isu hukum 8 persen.
Isu terbanyak soal ekonomi adalah soal stimulus usaha mikro kecil menengah, pertumbuhan
ekonomi, masalah bantuan sosial - bantuan langsung tunai serta isu pariwisata.
Terkait kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi, media massa memberi catatan positif dan
negatif.
Program besar Jokowi dalam pembangunan infrastruktur, kata Rustika, mendapat apresiasi
dalam ruang perbincangan media.
"Dalam isu infrastruktur ini, Presiden Jokowi dicitrakan tetap membangun komunikasi dengan
pimpinan berbagai negara demi menjaring investasi, seperti dengan Pemerintahan Turki," kata
Rustika.
Perhatian khusus Jokowi terhadap sektor UMKM juga turut mendapat catatan positif media
massa.
Sebelum pandemi, menurut Rustika, terdapat kebijakan penurunan bunga kredit usaha rakyat
menjadi 6 persen, pembagian voucher gas untuk UMKM, dan juga digitalisasi UMKM. Setelah
pandemi merebak, pemerintah melakukan kebijakan keringanan kredit, kredit modal kerja, serta
BLT untuk para pelaku UMKM.
"Sentimen positif ini bisa jadi pintu masuk untuk menarasikan secara lebih baik UU Cipta Kerja,"
tuturnya.
Media juga memberi catatan positif terkait kebijakan stimulus ekonomi yang terus ditekankan
pemerintahan Jokowi guna memperbaiki kondisi perekonomian di masyarakat, terutama di
tengah pandemi COVID-19 dan kemerosotan perekonomian masyarakat.
Termasuk di dalamnya upaya stimulus perekonomian yaitu kartu prakerja, program bantuan
subsidi upah, penambahan nilai kartu sembako, keringanan pembayaran listrik dan juga lainnya.
Terkait kebijakan di bidang ekonomi, media massa juga menyoroti dan mengkritisi sejumlah hal.
Menurut Rustika, pertumbuhan ekonomi terus melemah akibat pandemi COVID-19 pada tahun
2020 ini menjadi sorotan media.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau
minus 5,32 persen, dan di kuartal III 2020 yang diproyeksikan akan kontraksi minus 1,7 persen
hingga 0,6 persen.
Tak hanya itu, media massa juga menyoroti nilai tukar rupiah yang tertekan juga menjadi salah
satu permasalahan ekonomi tahun ini. Rupiah terdampak kondisi pandemi COVID-19, yang juga
diiringi dengan melemahnya IHSG.
Isu ekonomi lainnya yang mendapat sorotan kritis dari media adalah gelombang PHK yang mulai
terjadi pada April 2020, hingga perusahaan sebesar Gojek pun dikabarkan melakukan PHK
sebanyak 9 persen dari total karyawan.
Menaker Ida Fauziyah mengungkapkan, semenjak pandemi Covid-19, jumlah pekerja yang
terkena PHK berjumlah 3,5 juta orang. Jumlah ini menambah jumlah pengangguran di Indonesia
hingga mencapai 10,3 juta orang.
255