Page 150 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 150

SUDAH ADA 88 TOKO TUTUP, PENGUSAHA RITEL MODERN MINTA DIPERLAKUKAN
              SAMA SEPERTI SEKTOR LAIN
              Asosiasi Pengusaha Ritel Modern Indonesia (Aprindo) menyikapi pembatasan yang dilakukan
              pemerintah melalui PPKM Level 3 dan 4 ke beberapa sektor termasuk ritel modern. Ketua Umum
              Aprindo  Roy  Nicholas  Mandey  meminta  adanya  perlakuan  yang  sama  antara  seluruh  pelaku
              usaha.

              Pasalnya, pemerintah melalui Inmedagri, katanya, hanya membolehkan sebagian sektor saja
              yang bisa beroperasi selama masa PPKM Level 3 dan 4. Roy meminta, meski PPKM dilanjutkan,
              sektor usaha ritel modern diizinkan untuk buka.

              “Kami  ingin  ‘level  at  same  playing  field’  sama  langkah,  sama  atur,  dan  sama  langkah
              implementasi, pasar tradisional itu banyak pintu, nah ritel modern satu pintu, dan semuanya
              pake prokes, kenapa kita (ritel modern) masih belum bisa buka? Kita minta bisa dibuka,” katanya
              dalam konferensi pers, Kamis (22/7/2021).
              Kendati demikian, ia tidak menolak kalau pelaku ekonomi menengah kebawah seperti UMKM dan
              pasar tradisional tetap buka, ia mengingatkan bahwa toko ritel bahkan melaksanakan protokol
              kesehatan lebih ketat. Kemudian, Roy meminta partisipasi pemerintah dalam hal pengawasan
              dan penindakan terhadap pelanggar prokes di lingkungan toko ritel modern bahkan hingga pusat
              perbelanjaan.  Kendati,  pihaknya  juga  akan  membantu  memfasilitasi  kebutuhan  yang  ada
              misalnya sanitizer.

              “Tapi ranah penindakan dan pengawasan tetap tanggung jawabnya ada di pemerintah,” katanya.

              Roy memandang, aturan yang melarang toko ritel modern untuk buka selain minimarket, sebagai
              langkah memerangi pelaku usaha ritel modern. Pasalnya, menurut data yang dimilikinya, bahkan
              tingkat kunjungan masyarakat ke toko ritel menurun secara drastis sejak 2020 lalu.

              Hal itu yang menjadi dasar bahwa toko ritel modern, menurutnya, pantas untuk diizinkan untuk
              buka.  Lebih  lanjut  ia  meminta,  meski  keputusan  pemerintah  setelah  26  Juli  2021  akan
              memperpanjang pembatasan, ia meminta untuk tetap diizinkan buka. “Kita sama-sama perangi
              covid-nya bukan ekonominya, bukan pengusahanya. Kami pengusaha merasa diperangi juga,”
              katanya.
              Ia memperkirakan, jika pelarangan terus berlanjut, akan semakin banyak toko ritel modern yang
              akan tutup kedepannya. Misal, pada saat ini, kata Roy, sudah ada 88 toko ritel yang tutup, dan
              diperkirakan akan mencapai 200 toko ritel modern yang tutup di akhir 2021.

              Jadi Prioritas

              Kedepannya  Roy  berharap,  apapun  kebijakan  yang  diambil  pemerintah  terkait  penanganan
              terkait rasio penularan Covid-19, ia akan tetap mendukung. Kendati demikian, ia juga meminta
              sektor ritel modern masuk dalam sektor yang diprioritaskan. “Karena gak masuk prioritas, kita
              gak bisa restrukturisasi kredit komersial,” katanya.

              Sehingga dengan demikian diharapkan sektor ritel modern bisa menyediakan kebutuhan pokok
              maupun harian masyarakat serta sebagai tempat pembentuk nilai konsumsi rumah tangga bagi
              hampir 60 persen PDB Indonesia. Kemudian, insentif fiskal yang berkelanjutan dalam perpajakan
              akan  menjadi  penyokong  untuk  ritel  modern  dapat  bertahan.  Bantuan  tarif  listrik  bagi  gerai
              peritel modern serta subsidi gaji bagi pekerja akan mendorong ritel modern tetap bertahan.

              Keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi mampu mendorong sektor ritel untuk bangkit.
              Misalnya,  pelonggaran  bagi  sektor  ritel  yang  dibolehkan  membuka  gerai  akan  mendorong
              pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga hingga investasi pada peritel modern.

                                                           149
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155