Page 86 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 FEBRUARI 2021
P. 86

BURUH MINTA JOKOWI TUNDA IMPLEMENTASI PP TURUNAN UU CIPTAKER

              Jakarta -  Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (  KSPI  ) meminta Presiden Joko Widodo (
              Jokowi  ) menunda implementasi empat peraturan pemerintah (PP) yang merupakan aturan
              turunan dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Keempat pp tersebut menyangkut
              pekerja.

              Presiden  KSPI  Said  Iqbal  menegaskan  serikat pekerja  masih  dalam  posisi  menolak  UU  Cipta
              Kerja. Termasuk, empat aturan turunannya tersebut meliputi PP Nomor 34 Tahun 2021 tentang
              Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dan PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang tentang Perjanjian
              Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja, Hubungan Kerja dan Waktu Istirahat.

              Selanjutnya,  PP  Nomor 36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan  dan  PP  Nomor  37  Tahun  2021
              tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              "Kami meminta dengan segala hormat kepada Presiden Joko Widodo untuk mem-           postpone
              (tunda)  dulu,  menunda  pemberlakuan  empat  pp  ini,"  ujarnya  dalam  konferensi  pers,  Kamis
              (25/2).

              Alasannya,  buruh  sudah  mengalami  tekanan  dan  kesulitan  akibat pandemi  covid-19.  Banyak
              buruh mengalami PHK sehingga kehilangan mata pencahariannya dan tertular covid-19 sehingga
              tidak bisa bekerja.

              Ia berharap kepala negara bisa mempertimbangkan kesulitan yang dialami oleh buruh serta tidak
              menambah bebannya dengan implementasi aturan anyar itu.

              "Kalau  sudah  ditandatangani,  postpone  dulu,  tunda  sampai  mungkin  pandemi  selesai  dan
              menunggu hasil keputusan hakim MK terhadap gugatan uji materi atau  judicial review  yang
              diajukan oleh KSPI, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), dan serikat buruh
              lain MK, itu jauh lebih bijaksana," katanya.

              Selain  itu,  ia  meminta  DPR  memanggil  Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga
              Hartarto  dan  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  guna  meminta  keterangan  mereka
              mengenai empat pp tersebut. Pasalnya, aturan pelaksana itu justru lebih membebani pekerja
              dibandingkan aturan dalam UU Cipta Kerja.

              "Kami  minta  DPR  panggil  menteri  terkait  khususnya  Menko  Perekonomian  dan  Menteri
              Ketenagakerjaan kenapa bisa keluarkan empat pp ini yang nilainya jauh lebih buruk dari omnibus
              law yang mereka buat sendiri," ujarnya.

              Namun, apabila permintaan tersebut tidak didengar maka ia menuturkan buruh akan mengambil
              langkah hukum yakni mengajukan gugatan kepada Mahkamah Agung (MA). Untuk hal itu, ia
              menuturkan gugatan tersebut harus menunggu putusan dari MK mengenai judicial review UU
              Cipta Kerja yang sedang dalam proses.

              "Tentu kami tidak akan tinggal diam, kami akan berusaha secara hukum menunggu dulu putusan
              MK, nanti keputusan MK selesai kalau mendukung, kami minta turunannya juga dibatalkan. Tapi
              kalau tidak dibatalkan ya paling memungkinkan empat pp ini kami gugat ke MA," ujarnya.












                                                           85
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91