Page 316 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2020
P. 316

Cipta  Kerja    .  Sebab,  kepentingan  pembuatan  Undang-Undang  tumpuan  utamanya  adalah
              kepentingan  rakyat,  melindungi  hak-hak  masyarakat.  Bukan  sebaliknya,  untuk  keuntungan
              segelitir atau sekelompok orang.

              "Dengan dalih kepentingan apapun, pemerintah dan DPR harus memastikan bahwa kepentingan
              masyarakat di atas segalanya," kata Didik kepada wartawan, Selasa (28/7/2020).

              Didik  memahami  hadirnya  RUU  tersebut  menimbulkan  kecurigaan  publik,  mulai  adanya
              anggapan inkonstitusional hingga tidak demokratis. Kekawatiran dan pandangan publik tersebut
              harus  dikelola  dengan  baik,  dengan  memberikan  waktu  yang  lebih  banyak  lagi  untuk
              mendapatkan masukan dari masyarakat luas secara utuh dalam pembahasannya.

              "Untuk  menjawab  kekawatiran  publik  tersebut  pemerintah  dan  DPR  harus  transparan  dan
              melibatkan publik sebanyak mungkin," kata dia.

              "Undang-Undang harus dibahas dalam dengan suasana yang tenang, tanpa harus diburu-buru
              oleh  waktu,  apalagi  kepentingan,  karena  Undang-Undang  harus  dipastikan  menjadi  payung
              hukum dan melindungi kepentingan masyarakat," imbuhnya.

              Didik menambahkan, untuk kepentingan yang sangat mendesak dengan kategori kegentingan
              yang  memaksa,  sistem  hukum  dan  ketatanegaraan  sudah  memberikan  previlige  kepada
              presiden untuk mengeluarkan Perppu. Ia menegaskan tidak boleh DPR dan pemerintah dalam
              membahas  Undang-Undang  mendasarkan  kepada  basis  ukuran  waktu  dan  kepentingan
              sebagaimana menjadi alasan Perppu.

              "Undang-Undang yang dibahas secara tidak terbuka, terkesan tertutup dan diburu-buru waktu
              bisa  melahirkan  Undang-Undang  yang  tidak  pro  kepentingan  rakyat  dan  berakhir  kepada
              penolakan," katanya.

              "Lantas presiden dan DPR yang dipilih oleh rakyat menjadi representasi kepentingan siapa?
              Kepentingan pemilik modal? Kepentingan asing? Mudah-mudahan pemerintah dan DPR tetap
              memegang teguh nuraninya," pungkasnya..




































                                                           315
   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321