Page 87 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2020
P. 87

PEMERINTAH BISA ADOPSI TUNJANGAN PENGANGGURAN DI AS

              Pemerintah  Indonesia  dapat  mengadopsi  program  tunjangan  pengangguran  seperti  yang
              diterapkan  Amerika  Serikat  (AS),  untuk  menyalurkan  bantuan  kepada  pekerja  formal  yang
              mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
              Pernyataan tersebut, disampaikan Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Pingkan
              Audrine  Kosijungan.  menyikapi  stimulus  ekonomi  yang  dialokasikan  pemerintah  terkait
              penanganan  pandemi  Covid-19  dan  Pemulihan  Ekonomi  Nasional  (PEN),  yang  antara  lain
              menyasar korban PHK.

              Menurut Pingkan, melalui program tunjangan pengangguran, para pekerja yang di-PHK dapat
              mengajukan  permohonan  tunjangan pengangguran.  kemudian tunjangan  tersebut ditransfer
              langsung kepada penerima manfaat.
              Di AS. form pengajuan tunjangan pengangguran tersebut, dikelola oleh Departemen Tenaga
              Kerja, dan dipublikasikan perkembangannya setiap minggu, sehingga diketahui berapa jumlah
              pekerja yang di PHK dan dana yang dibutuhkan untuk membantu mereka.

              Untuk dapat megadopsi program tunjangan pengangguran seperti di AS, Pingkan menilai ada
              beberapa  hal  yang  harus  dipersiapkan  pemerintah.  Tidak  hanya  kesiapan  dana,  tetapi  juga
              ketentuan  terkait  siapa  saja  yang  berhak  menerima  bantuan  program  ini,  sehingga  dalam
              penyalurannya nanti bisa tepat sasaran.

              "Ini bisa dilakukan selama perencanaan programnya sudah matang dan disosialisasikan dengan
              komprehensif kepada masyarakat Seperti, ketentuan korban PHK yang dimaksudkan dalam hal
              ini seperti apa, apakah ada batasan periode waktu PHK-nya, apakah ada bukti pendukung untuk
              verifikasinya, dan sebagai-nya. Karena kalau tidak, ini sangat berisiko terjadi misinformasi di
              kalangan masyarakat, dan tentu saja dalam penyerapan anggarannya di kemudian hari," kata
              Pingkan, kepada SP, Senin (27/7).

              Terkait dengan bukti verifikasi. hal itu dapat dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan BPJS
              Ketenagakerjaan, karena dapat terlihat dari laporan
              perusahaan dan klaim premi dari pekerja yang terkena PHK.

              Seperti  diketahui,  pemerintah  berupaya  mendorong  sektor  konsumsi,  dengan  memberikan
              bantuan langsung tunai (BLT) kepada kelompok masyarakat yang tergolong rentan. Namun
              menurut Pingkan. penyaluran BLT untuk masyarakat miskin dan kelas menengah (termasuk
              korban PHK) harus dipisahkan, agar tepat sasaran.

              Dia mengungkapkan, jika dilihat dari data jumlah penduduk miskin secara bulanan, angkanya
              naik  dari  25,1  juta  menjadi  26,4  juta  pada  Maret  2020  yang  lalu.  Angka  ini  tentu  saja
              menggambarkan  kelas  menengah  bawah  yang  terdampak  oleh  disrupsi  ekonomi  selama
              pandemi. dan pada akhirnya masuk kelompok miskin.

              Dengan kondisi tersebut, Pingkan menilai, tidak menutup kemungkinan bahwa dari 115 juta
              orang atau sekitar 30 juta rumah tangga kelas menengah ke bawah yang ada di Indonesia akan
              menjadi sangat rentan terhadap guncangan ekonomi, termasuk dalam hal konsumsi.

              "Karena  itu,  sangat  beralasan  jika  pemerintah  memberikan  bantuan  kepada  mereka  (kelas
              menengah, Red) juga," kata Pingkan.




                                                           86
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92