Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 Februari 2021
P. 80

Ida  Fauziyah  menunggu  keputusan  Komite  Penanganan  Covid-19  dan  Pemulihan  Ekonomi
              Nasional soal kelanjutan program Bantuan Subsidi Upah untuk para pekerja bergaji di bawah Rp
              5 juta per bulan. "Kemnaker sendiri hingga saat ini belum mendapat penugasan untuk kembali
              menyalurkan BSU, kami ikut keputusan dari Komite PEN saja," ujar Ida, Senin (1/2/2022).



              BANTUAN SUBSIDI UPAH BELUM MASUK DI APBN 2021, DPR BEREAKSI

              JAKARTA  -  Anggota  Komisi  IX  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Saleh  Partaonan  Daulay  meminta
              pemerintah  mempertimbangkan  kembali  soal  keberlanjutan  program  Bantuan  Subsidi  Upah
              (BSU) untuk dilajutkan tahun ini. Pasalnya, bantuan tersebut sangat mempengaruhi daya beli
              para pekerja yang terdampak Covid-19. "Kalau ada niat pemerintah menghentikan itu, menurut
              saya perlu dipertimbangkan ulang," ujar Saleh, Rabu (3/2/2021).

              Saleh  mengatakan  sejak  awal  pemerintah  menggulirkan  program  bantuan  subsidi  upah  di
              pertengahan 2020, dia telah meminta agar bantuan itu justru diperluas sasarannya. Sehingga,
              bantuan tersebut juga bisa menyentuh pekerja yang tidak terdaftar di Badan Penyelenggara
              Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

              "Kami  meminta  supaya  program  ini  menyasar  pekerja  informal  seperti  buruh  bangunan,
              pedagang asongan, buruh cuci, dan pekerja informal lain itu dijadikan sasaran," ujarnya.

              "Buruh itu, seperti buruh tani dan nelayan, kan banyak yang gajinya di bawah 5 juta tapi tidak
              menjadi  prioritas  karena  tidak  terdaftar  di  BPJS  Ketenagakerjaan."  Meskipun  demikian,  dia
              mengatakan perkara data tersebut perlu dibenahi. Mengingat pada penyaluran bantuan subsidi
              upah 2020 pun tidak terealisasi seratus persen. Sehingga, perluasan bisa dilakukan dengan tepat
              sasaran.

              Terakhir, Saleh meminta pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut mengingat
              bantuan subsidi pekerja bisa mendongkrak daya beli masyarakat. Sementara itu, daya beli adalah
              salah satu cara memulihkan ekonomi nasional.

              "Kalau  daya beli bagus,  maka  ekonomi  jalan.  Industri  jalan,  toko buka  lagi,  pekerja bekerja
              dengan  baik.  Jadi  kalau  ada  niat  pemerintah  menghentikan  itu,  menurut  saya  perlu
              pertimbangkan ulang," tutur dia.

              Kalau  pun  dananya  tidak  cukup,  Saleh  mengatakan  pemerintah  bisa  melanjutkan  program
              tersebut dengan sasaran yang berbeda. Misalnya, kalau kemarin menyasar pekerja dengan gaji
              di bawah Rp 5 juta per bulan, bisa alihkan ke pekerja dengan gaji di bawah upah minimum
              regional dan para pekerja informal.

              "Lalu sasar juga bansos lainnya. Bansos yang kemarin pakai sembako, hentikan dan ganti saja
              dengan BLT. Jadi tidak ada pemotongan dan lebih aman. Tidak ada orang bisa potong. Jadi
              sekali lagi jangan dulu diputus," ujar Saleh.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menunggu keputusan Komite Penanganan
              Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional soal kelanjutan program Bantuan Subsidi Upah untuk
              para pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan.

              "Kemnaker sendiri hingga saat ini belum mendapat penugasan untuk kembali menyalurkan BSU,
              kami ikut keputusan dari Komite PEN saja," ujar Ida, Senin (1/2/2022).
              Kendati  demikian,  apabila  dilihat  pada  anggaran  PEN  2021,  Ida  mengatakan  tidak  nampak
              kelanjutan Bantuan Subsidi Upah di 2021. Namun, kata Ida, pemerintah terus berupaya untuk
              memitigasi dampak pandemi bagi angkatan kerja Indonesia.

                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85