Page 105 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 105

Pasal 23 ayat 1 PP itu memaparkan keterlambatan pembayaran iuran program jaminan sosial
              ketenagakerjaan yang melebihi batas waktu dalam pasal 4 akan dikenakan denda sebesar 0,5
              persen per bulan keterlambatan.

              Dalam pasal 4 ayat 1 pembayaran iuran telah diundur dari paling lambat tanggal 15 setiap bulan
              berikutnya dari bulan iuran yang bersangkutan menjadi paling lambat tanggal 30.

              "Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan setiap bulan, yaitu paling lambat tanggal 30
              bulan berikutnya dari bulan iuran yang bersangkutan," tulis PP 49/2020, dikutip Senin (7/9).

              Sebelumnya,  Presiden  Jokowi  telah  mengizinkan  pemberi  kerja  atau  perusahaan  menunda
              pembayaran JP.

              Pasal 17 ayat 1 PP menjelaskan pemberi kerja wajib memungut iuran Jaminan Pensiun dari
              pekerja sebesar satu persen dari upah pekerja. Kemudian, pemberi kerja wajib membayarkan
              serta menyetorkan iuran Jaminan Pensiun menjadi dua persen.

              Sebagian iuran Jaminan Pensiun itu wajib dibayarkan dan disetorkan oleh pemberi kerja kepada
              BPJS Ketenagakerjaan setiap bulan sesuai dengan batas waktu.

              "Sebagian  iuran  Jaminan  Pensiun  sisanya,  yaitu  sebesar  99  persen  dari  iuran  JP  diberikan
              penundaan pembayaran, yang pelunasannya sekaligus atau bertahap dimulai paling lambat 15
              Mei 2021 dan diselesaikan paling lambat 15 April 2022," tulis PP 49/2020, dikutip Senin (7/9).

              Penundaan pembayaran sebagian iuran itu diberikan kepada pemberi kerja dan pekerja dengan
              skala usaha menengah dan besar yang memenuhi persyaratan..















































                                                           104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110