Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 96
Judul Berjuang 4 Tahun, PMI Asal Nganjuk Bebas dari Tuntutan Pencurian di
Singapura
Nama Media liputan6.com
Newstrend Kasus PMI Parti Liyani
Halaman/URL https://surabaya.liputan6.com/read/4350349/berjuang-4-tahun-pmi-
asal-nganjuk-bebas-dari-tuntutan-pencurian-di-singapura
Jurnalis Liputan Enam
Tanggal 2020-09-07 23:29:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
neutral - Liyani (None) Karena masih ada tutuntan kelima yang dulu ditunda sejak sidang
pertama karena barang bukti dan pembuktiannya masih diragukan. Pengadilan memberikan
waktu satu bulan untuk menentukan
Ringkasan
Pengadilan Singapura memenangkan Parti Liyani, seorang pekerja migran Indonesia ( PMI ) di
Singapura asal Nganjuk, Jawa Timur. Dalam sidang pada 4 September 2020, Yani dibebaskan
dari empat tuntutan yang dituduhkan kepadanya.
BERJUANG 4 TAHUN, PMI ASAL NGANJUK BEBAS DARI TUNTUTAN PENCURIAN DI
SINGAPURA
Jakarta - Pengadilan Singapura memenangkan Parti Liyani, seorang pekerja migran Indonesia (
PMI ) di Singapura asal Nganjuk, Jawa Timur. Dalam sidang pada 4 September 2020, Yani
dibebaskan dari empat tuntutan yang dituduhkan kepadanya.
Dia berhasil membuktikan keyakinannya bahwa dia tidak melakukan pencurian seperti yang
dituduhkan oleh mantan majikannya. Menunggu keputusan ini, Yani hampir empat tahun harus
berada di Singapura untuk menjalani proses hukum melawan mantan majikannya.
Yani dibantu HOME, sebuah NGO yang peduli dan membantu pekerja migran bermasalah di
Singapura. HOME juga memberikan bantuan hukum dengan menggandeng MR Anil Narain
Balchandani, pro-bono lawyer yang mendampingi Yani di pengadilan.
MR Anil menyatakan masih akan fokus pada pembebasan Yani dari semua tuntutan. "Karena
masih ada tutuntan kelima yang dulu ditunda sejak sidang pertama karena barang bukti dan
pembuktiannya masih diragukan. "Pengadilan memberikan waktu satu bulan untuk
menentukan," katanya dalam keterangan teertulis.
95