Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 97
Proses kasus ini berawal dari ditangkapnya Yani pada 2 Desember 2016 di Bandara Changi
Singapura. Ketika itu Yani ingin kembali bekerja di Singapura setelah beberapa bulan berada di
Indonesia. Penangkapan itu seiring laporan dari mantan majikannya yang menuduh Yani telah
melakukan pencurian barang-barang milik majikannya. Investigasi dimulai pada 3 Desember
2016. Mulai saat itu Yani tinggal di HOME Shelter.
Yani telah bekerja sejak 2007 hingga 2016 di sebuah keluarga. Selama dia bekerja, hubungan
antara Yani dan keluarga majikannya pun baik-baik saja .
Hingga pada satu hari di bulan Oktober 2016, dia tiba-tiba dipulangkan ke Indonesia dan hanya
diberi waktu dua jama untuk berkemas. Yani pun mengatakan ingin melaporkan hal itu ke MOM
(Kementerian Tenaga Kerja Singapura).
Hal ini belakangan diyakini karena Yani diminta untuk membersihkan rumah dan kantor MR Karl
Liew, yang merupakan anak dari majikan Yani. Sesuai peraturan di Singapura , PRT migran
hanya boleh bekerja pada alamat yang tertera dalam work permit.
Yani meminta Mr Karl, majikannya, untuk mengirimkan barang-barang yang sudah dikemas ke
dalam boks karena Yani tidak punya cukup waktu untuk melakukannya. Namun barang-barang
tersebut tidak pernah dikirimkan ke Indonesia seperti permintaan Yani.
Pada sidang sebelumnya Maret 2019, Yani dinyatakan bersalah dengan hukuman 26 bulan
penjara. Yani, HOME, dan tim pengacara mengajukan banding. HOME membayar uang jaminan
sehingga Yani bisa tetap tinggal di shelter dan tidak dikurung dalam tahanan.
Sementara Yani ketika ditanya mengatakan dia sudah memaafkan mantan majikannya. Namun
dia berpesan agar tidak lagi melakukan hal yang sama kepada orang lain. Himbauan ini juga
berlaku kepada majikan-majikan yang lain secara umum .
Yani juga mengatakan keinginannya untuk pulang ke Indonesia bila semua urusannya selesai.
Dia juga tidak ada keinginan untuk bekerja lagi di Singapura .
Case Worker Director HOME MS Anil Jaya Kumar mengungkapkan tentang kesulitan yang
dihadapi pekerja migran yang tersandung kasus hukum karena tuduhan yang tidak di
lakukannya. Seperti Yani yang harus melewati masa hampir empat tahun dan tidak diizinkan
untuk bekerja.
Penulis: Novia Arluma, PMI di Singapura asal Lumajang, Jawa Timur.
96