Page 220 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 220

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, pihaknya sudah menerima 2,5
              juta data penerima BSU dari BPJamsostek untuk pencairan batch pertama. Data tersebut harus
              dicek ulang untuk mengetahui kesesuaian dengan data yang ada. "Setelah diserahkan dari BPJS
              Ketenagakerjaan (BPJamsostek, Red), kami perlu lakukan pengecekan," ujarnya dalam acara
              penyerahan data calon penerima BSU di Jakarta kemarin (24/8).

              Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar empat hari untuk verifikasi 2,5 juta data tersebut. Proses
              validasi, kata dia, perlu kehati-hatian ekstra. "Data 2,5 juta bukan angka sedikit. Kami butuh
              kehati-hatian," tegas Ida.

              Setelah lolos pengecekan di Kemenaker, data akan disetor ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan
              Negara (KPPN) untuk bisa dilakukan pencairan dana. Selanjutnya, dana disalurkan ke bank-bank
              negara untuk kemudian ditransfer ke rekening penerima BSU masing-masing. Semua proses
              tersebut diharapkan selesai Agustus 2020 sehingga dana bisa segera cair. "Untuk penerima batch
              pertama. Nanti minimal per minggu (dicairkan, Red)," jelas dia.

              Ida  menjelaskan, saat  ini  sudah  13,7 juta data  rekening  calon  penerima  program  BSU  yang
              disetor ke BPJamsostek. Masih ada sisa 2 juta dari target 15,7 juta data yang terus diupayakan
              untuk dikumpulkan. Ida optimistis, seluruh data bisa masuk bulan depan.

              Kendati begitu, dia mewanti-wanti pemberi kerja agar tidak asal memberikan data pekerjanya.
              Sebab,  ada  sanksi  yang  bisa  dikenakan  bila  data  yang  diberikan  tidak  valid  sebagaimana
              Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 14 Tahun 2020. "Sanksinya berupa
              sanksi  administratif.  Penghentian  layanan  untuk  yang  tidak  mendaftarkan  pekerjanya,"  tutur
              politikus PKB tersebut.

              Dalam kesempatan itu, Ida juga menyampaikan bahwa pegawai honorer nanti bisa mendapat
              BSU.  Selama  terdaftar  sebagai  peserta  BPJamsostek.  Itu  merupakan  kesepakatan  dari
              penambahan peserta yang sebelumnya hanya ditargetkan 13,8 juta menjadi 15,7 juta penerima.
              "Kriterianya, pegawai pemerintah non-PNS, terdaftar BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek, Red),
              dan tidak menerima gaji ke-13," ungkapnya.
              Dirut BPJamsostek Agus Susanto menambahkan, penyerahan data tersebut memang dilakukan
              bertahap. Meskipun, saat ini sudah terkumpul 13,7 juta data. Bahkan, per 24 Agustus 2020,
              sudah 10 juta data yang tervalidasi. Proses validasi dilakukan berlapis. Pihaknya harus melakukan
              tiga kali proses validasi seluruh data tersebut.
              Penyerahan data bertahap itu dilakukan untuk memudahkan proses rekonsiliasi, monitoring, dan
              kehati-hatian.  "Bisa  saja  langsung  diserahkan  10  juta  data.  Tapi,  ini  untuk  mempermudah
              monitoring dan prinsip kehati-hatian," ungkapnya. Nanti, lanjut dia, data akan diserahkan per
              minggu minimal 2,5 juta data.

              Mengenai  ketidakvalidan  data  calon  peserta,  Agus  mengungkapkan,  pihaknya  sudah
              mengembalikan sejumlah data kepada perusahaan. Dia meminta agar dilakukan perbaikan dan
              data yang disetorkan harus benar. Bila tidak, pemberi kerja bisa dikenai sanksi mulai teguran
              hingga penghentian pelayanan publik tertentu.

              Selain itu, dia menegaskan kembali bahwa tidak ada peluang bagi peserta baru untuk mendapat
              BSU. Sebab, data telah dikunci per Juni 2020.

              Editor : Ilham Safutra  Reporter : mia/dee/c10/fal   .






                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225