Page 248 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 248

Ringkasan

              Puluhan ribu  buruh  melakukan aksi unjuk rasa yang dipusatkan di Menko Perekonomian dan
              DPR RI, Selasa (25/8/2020).

              Menurut  Presiden  KSPI  Said  Iqbal,  bersamaan  dengan  aksi  di  Jakarta,  aksi  juga  serentak
              dilakukan di berbagai daerah dengan mengusung isu yang sama.



              RIBUAN BURUH GELAR DEMO DI 22 PROVINSI TOLAK OMNIBUS LAW DAN PHK
              MASSAL

              Jakarta  -  Puluhan  ribu    buruh    melakukan  aksi  unjuk  rasa  yang  dipusatkan  di  Menko
              Perekonomian dan DPR RI, Selasa (25/8/2020). Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, bersamaan
              dengan aksi di Jakarta, aksi juga serentak dilakukan di berbagai daerah dengan mengusung isu
              yang sama.

              "Beberapa provinsi yang akan melakukan aksi antara lain, Jawa Barat di Gedung Sate Bandung,
              Banten di Serang, Jawa Tengah di Semarang, Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya," kata
              Said Iqbal.
              Lebih lanjut dia mengatakan, aksi serupa juga akan dilakukan di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera
              Utara, Bengkulu, Riau, Batam, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, Gorontalo, Makasar, Manado,
              Kendari, Mataram, Maluku, Ambon, Papua, dan sebagainya. Ada dua isu yang dibawa dalam aksi
              ini adalah tolak omnibus law draft pemerintah dan stop PHK massal dampak covid 19.

              Dijelaskan Said Iqbal, setidaknya ada sembilan alasan kaum  buruh  menolak omnibus law draft
              pemerintah,  yang  terangkum  dalam  23  pertanyaan  mendasar  untuk  menolak  omnibus  law.
              Kesembilan  aladan  tersebut  adalah  hilangnya  upah  minimum,  berkurangnya  nilai  pesangon,
              waktu  kerja  eksploitatif,  karyawan  kontrak  seumur  hidup,  outsourcing  seumur  hidup,  phk
              dipermudah, hak cuti dan upah atas cuti dihapus, tka buruh kasar dipermudah masuk, sanksi
              pidana dihapus, serta potensi hilangnya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun bagi pekerja
              kontrak dan outsourcing seumur hidup.

              Dalam omnibus law, upah akan semakin murah. Karena selain menghilangkan UMK dan UMSK,
              juga  diberlakukan  upah  minimum  industri  pada  karya.  Selain  itu,  kenaikan  upah  hanya
              didasarkan pada pertumbuhan ekonomi. Padahal dalam PP No 78/2005, kenaikan upah minimum
              didasarkan pada inflansi plus pertumbuhan ekonomi. Dalam omnibus law juga, pekerja kontrak
              dan outsourcing diperbolehkan untuk seluruh jenis pekerjaan dan berlaku seumur hidup tanpa
              batas  kontrak.  Akibatnya,  buruh  tidak  lagi  diangkat  menjadi  karyawan  tetap.  Karena  bukan
              karyawan tetap, dengan sendirinya hak pesangon pkerja kontrak dan outsourcing tidak akan
              pernah mendapatkan pesangon seumur hidupnya selayaknya karyawan tetap.

              Jika  ada  program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  (JKP)  dari  pemerintah  tapi  berlaku  untuk
              pekerja bermasa kerja 1 tahun keatas, jadi pengusaha buat saja kontrak kerja per 11 bulan saja
              diputus terus dikontrak lagi dan seterusnya, maka tidak perlu bayar JKP.

              Dalam omnibus law, pesangon dihapus dan dikurangu nilainya. Sebab dslam UU No 13/2003
              disebutkan bahwa yg disebut pesangon itu ada tiga komponen dalam pesangon, yaitu uang
              pesangon itu sendiri, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sebesar 15%.
              Dalam omnibus law, uang penggantian hak dihapus dan bukan lagi kewajiban. Nilai dari uang
              penghargaan masa kerja dikurangi.


                                                           247
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253