Page 39 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2021
P. 39

"Sebab,  di  beberapa  negara  dengan  pemulihan  cepat  seperti  China  dan  Vietnam,  sektor
              manufaktur menjadi pendongkrak perekonomian pascapembatasan sosial," ujar Bhima, Senin
              (9/8/2021).

              Saat  ini,  sambungnya,  pelonggaran  penerapan  PPKM  dianjurkan  untuk  diterapkan  di  sektor
              manufaktur berorientasi ekspor yang memilik kemungkinan cukup besar dalam menyerap tenaga
              kerja karena permintaan pasar masih dikatakan tersedia.

              Untuk  yang  di  dalam  negeri  masih,  Bhima  menilai  ada  masih  ada  lack  antara  pelonggaran
              mobilitas industri dan penyerapan tenaga kerja. Pengurangan karyawan disebut akan membuat
              perusahaan-perusahaan  memprioritaskan  karyawan  lama  dibandingkan  dengan  merekrut
              angkatan kerja baru.

              Adapun, penyerapan tenaga kerja industri manufaktur sektor makanan dan minuman (mamin)
              diperkirakan cenderung lebih cepat dalam merespons pelonggaran pembatasan mobilitas karena
              berkaitan langsung dengan konsumsi rumah tangga.
              Selain itu, industri besi baja diperkirakan juga menjadi sektor yang paling cepat dalam menyerap
              tenaga kerja kalau ada pelonggaran. Sebab, proyek infrastruktur pemerintah yang membutuhkan
              bahan baku dalam jumlah besar masih berjalan.

              Sementara  itu,  untuk  industri  manufaktur  di  sektor  lain,  seperti  pakaian  jadi  dan  alas  kaki,
              keterlambatan penyerapan tenaga kerjanya diprediksi bisa berlangsung sampai dengan 2 bulan
              setelah dilakukan pelonggaran.

              Dengan demikian, pelonggaran dinilai perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi. Pengawasan
              di kawasan manufaktur juga dikatakan lebih mudah untuk dilakukan. Pelonggaran diharapkan
              tidak diiringi dengan penyekatan di jalan yang menganggu distribusi manufaktur.

              Untuk insentif, ujarnya, pemerintah didorong untuk memprioritaskan manufaktur berorientasi
              ekspor. Misalnya, dengan memfasilitasi perdangagan bilateral dengan mitra daga potensial.

              "Sebab, ada beberapa negara yang pemulihannya cepat yang membutuhkan barang setengah
              jadi dan jadi dari Indonesia. Untuk itu harus ada intelijen pasar yang kuat untuk membantu
              manufaktur memtakan ulang potensi pasar," jelas Bhima.

































                                                           38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44