Page 219 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 219

UMP JATIM DIPUTUSKAN NAIK JADI RP 1,868 JUTA TAHUN 2021

              Pemerintah  Provinsi  (Pemprov)  Jawa  Timur  memutuskan  menaikkan  besaran  Upah Minimum
              Provinsi (UMP) Tahun 2021 sebesar 5,5 persen atau menjadi Rp 1,868 juta dari sebelumnya Rp
              1,768 juta.

              Gubernur  Jawa  Timur  Khofifah  Indar  Parawansa  mengatakan,  meski  pemerintah  pusat  tidak
              menaikkan besaran upah, Pemprov Jatim justru melakukan langkah lain dengan menaikkan upah
              yang lumayan besar.

              "Alasan  penetapan  UMP  sangat  penting  karena  merujuk  pada  Surat  Edaran  Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor 11 Tahun 2020 tentang penetapan upan minumum selama Pandemi
              Covid-19. Dan setelah melalui banyak pertimbangan kita naikkan 5,5 persen," jelas Gubernur
              Khofifah di Bakorwil Malang, Minggu (1/11/2020).

              Nilai  UMP  Jatim  sebelumnya  lebih  rendah  dibanding  Upah  Minimum  Kota/Kabupaten  (UMK)
              paling  rendah  di  Jawa  Timur  seperti  Kabupaten  Sampang,  Situbondo,  Pamekasan,  Madiun,
              Ponorogo, Pacitan, Ngawi, Trenggalek dan Magetan.

              "Sembilan kabupaten itu nilai UMK-nya masih berkisar Rp 1,913 juta. Jika dibandingkan nilai UMP
              Jawa Timur saat ini berada di angka Rp 1,768 juta atau lebih rendah dibandingkan sembilan
              kabupaten tersebut," tambah dia.

              Sebelumnya  kaum  buruh  mengajukan  kenaikan  UMP  mencapai  Rp  600  ribu.  Tuntutan  itu
              kemudian  ditindaklanjuti  dengan  menggelar  koordinasi  dengan  Dewan  Pengupahan  Provinsi,
              sehingga ditentukan besaran kenaikan upah tersebut.

              "Jadi harapan kami para pengusaha juga tetap terjamin usahanya, baik yang terdampak maupun
              yang tidak  terdampak  pandemi.  Langkah  selanjutnya  usai  penetapan  ini  dewan pengupahan
              akan melakukan koordinasi dengan bupati dan wali kota setempat. Jika sudah diputuskan, maka
              UMP tidak lagi berlaku, yang berlaku UMK," tegas mantan Menteri Sosial ini.

              Sementar Ketua SPSI, Ahmad Fauzi mengaku jika sebenarnya keputusan ini jauh dari apa yang
              diharapkan oleh kaum buruh. Akan tetapi, ia berkeinginan para buruh bisa menerima kenaikan
              sebab masih dilanda Pandemi Covid-19.

              "Harus tetap bersyukur meski kenaikan tak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Apalagi kita
              sama-sama tahu jika banyak perusahaan yang terdampak pandemi ini," ucap Fauzi.
              Sehingga,  lanjut  Fauzi,  besaran  kenaikannya  pun  juga  telah  melalui  berbagai  penghitungan
              sebagaimana yang dilakukan pada umumnya.























                                                           218
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224