Page 246 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 246

NAIKKAN UPAH MINIMUM PROVINSI, KSPI APRESIASI GUBERNUR DKI, JATENG
              DAN DIY
              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengapresiasi langkah yang
              diambil  Gubernur  DKI  Jakarta,  Jawa  Tengah  dan  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  yang  telah
              menaikkan upah minimum provinsi (UMP). Said menilai, langkah yang dilakukan tiga gubernur
              tersebut dengan mengabaikan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) adalah langkah
              yang tepat.

              Surat Edaran yang dimaksud yakni, Surat Edaran (SE) Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Nomor
              11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021. Dalam SE tersebut, gubernur
              diminta tak menaikkan upah minimum tahun 2021 atau sama dengan tahun 2020.

              "Hari ini saya mengapresiasi langkah gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Gubernur Jawa
              Tengah, Ganjar Pranowo, dan Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono yang telah
              menaikan  upah  minimum  provinsi  (UMP),"  ujar  Said  Iqbal  dalam  konferensi  pers,  Minggu
              (1/11/2020).

              Said Iqbal berharap, seluruh gubernur menaikan UMP/UMK/UMSK 2021 dengan menggunakan
              dasar PDB ataupun pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi di masing-masing daerahnya.

              Ia juga minta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mencabut surat keputusan (SK) Gubernur
              Jawa Barat yang tidak menaikan upah minimum provinsi.

              "Gubernur Jawa Barat Keliru menggunakan surat edaran menaker, maka harus menggunakan
              peraturan pemerintah atau PP Nomor 78 sebagaimana Gubernur Anies, Gubernur Ganjar dan
              Gubernur Sri Sutan," ujar dia.

              Said Iqbal berharap semua gubernur mengikuti langkah yang telah dilakukan Gubernur DKI,
              Jateng dan DIY.

              Lebih lanjut, Said mengatakan, klaim 25 Gubernur telah menyetujui adanya penggunaan SE itu
              adalah keliru.

              Sebab,  berdasarkan  penelusuran  pihaknya,  itu  hanya  sosialisasi  dari  Kemenaker  pusat  ke
              provinsi, bukan tanda tangan SK Gubernur yang menyetujui menggunakan surat edaran Menaker
              untuk tidak menaikan UMP, UMK, ataupun UMSK.

              "Kesembronoan dan kekeliruan Menaker ini setidak-tidaknya harus dipertanggung jawabkan oleh
              Menaker,  tidak  layak  Menaker  menjadi  pejabat  publik  yang  merugikan  masyarakat  banyak,
              khususnya kaum buruh," ujar Said Iqbal.

              "Selain itu, 2 November besok, KSPI, KSPSI Andi Gani, dan Gekanas bersama puluhan ribu buruh
              akan aksi di depan Mahkamah Konstitusi dan Istana Negara menyuarakan dua tuntutan, cabut
              dan batalkan UU omnibus law Cipta Kerja, dan naikan UMP, UMK dan UMSK 2021 serempak di
              24 provinsi," lanjut dia.















                                                           245
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251