Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 49

BURUH AKAN UNJUK RASA HARI INI, TOLAK OMNIBUS LAW DAN TUNTUT
              KENAIKAN UPAH
              Massa buruh akan kembali menggelar aksi unjuk rasa pada Senin (2/11/2020) ini. Aksi dilakukan
              untuk menolak omnibus law UU Cipta Kerja dan menuntut kenaikan upah pada 2021. Melalui
              siaran persnya, Minggu (1/11/2020), Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said
              Iqbal  mengatakan,  untuk  wilayah  Jabodetabek,  aksi  akan  dipusatkan  di  Istana  Negara  dan
              Mahkamah Konstitusi (MK).

              Titik kumpul aksi berlokasi di Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda pada pukul 10.30 WIB.
              "Tuntutan yang akan disuarakan adalah batalkan omnibus law UU Cipta Kerja dan menuntut
              agar upah minimum tahun 2021 (UMP, UMK, UMSP, dan UMSK) tetap naik," kata Said.

              Aksi  di  Jakarta  akan  diikuti  oleh  buruh  yang  berasal  dari  Jabodetabek,  Serang,  Cilegon,
              Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Bandung Raya, Cimahi, Cianjur, Sukabumi,
              Semarang, Kendal, Jepara, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, hingga Gresik.
              Unjuk rasa juga akan dilaksanakan di Yogyakarta, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam,
              Bintan, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Lampung, Makassar, Gorontalo, Bitung, Kendari, Morowali,
              Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Lombok, Ambon, hingga Papua.

              Dalam unjuk rasa kali ini, buruh tetap menyuarakan penolakannya terhadap omnibus law UU
              Cipta Kerja, terutama terkait klaster ketenagakerjaan. Mereka juga akan menyerahkan gugatan
              uji materiil dan uji formil omnibus law UU Cipta Kerja kepada Mahkamah Konstitusi (MK).

              "Tetapi  bilamana  nomor  UU  Cipta  Kerja  belum  ada  pada  saat  penyerahan  berkas  gugatan
              tersebut, maka yang akan dilakukan KSPI dan KSPSI AGN hanya bersifat konsultasi ke MK," ujar
              Said.

              Unjuk rasa hari ini bukanlah kali pertama buruh memprotes omnibus law. Berbagai organisasi
              buruh sempat bergabung dalam aksi tolak omnibus law pada 8, 20, dan 28 Oktober lalu. Selain
              menolak omnibus law, buruh juga akan menuntut kenaikan upah minimum pada 2021.

              Said menyatakan bahwa keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan upah minimum tahun
              depan dapat membuat kondisi buruh semakin terpuruk.

              "Ini bisa terjadi sesuatu yang membuat buruh makin terpuruk," kata Said, Minggu (1/11/2020).
              Pemerintah diketahui tidak menaikkan upah minimum pada 2021 karena pandemi Covid-19 yang
              mempersulit perekonomian dan perusahaan.

              Ketentuan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
              Nomor 11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi
              Covid-19.
              Di DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan menyatakan tidak akan ada kenaikan upah minimum
              provinsi (UMP) bagi usaha yang terdampak Covid-19, sedangkan usaha yang tidak terdampak
              Covid-19 dapat menaikkan UMP. "Bagi kegiatan usaha yang terdampak Covid-19, maka kami
              menetapkan UMP 2021 tidak mengalami kenaikan atau sama dengan UMP 2020. Sedangkan,
              kegiatan yang tidak terdampak Covid-19 dapat mengalami kenaikan UMP 2021 yang besarannya
              mengikuti rumus pada PP Nomor 78 Tahun 2015," kata Anies melalui keterangan tertulis, Sabtu
              (31/10/2020).

              Massa buruh akan kembali menggelar unjuk rasa pada 9 November 2020 kepada DPR RI untuk
              menuntut dilakukannya legislatif review.




                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54