Page 616 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 616

DEWAN PENGUPAHAN: BOHONG JIKA ADA YANG BILANG KAMI REKOMENDASIKAN
              UMP 2021 TAK NAIK
              Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) tidak pernah mengeluarkan rekomendasi untuk tidak
              menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021. Untuk diketahui, dalam Surat Edaran Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor M/ll/HK.04/X/2020 dinyatakan bahwa bahwa penetapan UMP 2021 atas
              rekomendasi dari Depenas.

              Anggota Depenas Mirah Sumirat mengecam adanya klaim rekomendasi Depanas atas SE Menteri
              Ketenagakerjaan  mengenai  penetapan  UMP  2021  di  masa  pandemi  Covid-19.  Dalam  SE  itu
              menyatakan tidak ada kenaikan UMP 2021.

              "Saya  menginformasikan  tidak  pernah  ada  persetujuan  di  rapat  pleno  terkait  dengan  tidak
              naiknya UMP 2021 . Jadi ini sangat mengejutkan saya bahwa selaku anggota Depenas apabila
              ada  kalimat  dari  siapapun  atau  dari  pejabat  bahwa  sudah  ada  rekomendasi  dari  Depenas,"
              tegasnya dalam Konferensi KSPI, Jumat (30/10/2020).
              Dia menegaskan, bahwa Wakil Ketua Depenas Sunardi juga mengaku tidak pernah memberikan
              rekomendasi atas penetapan UMP 2021. Hal ini Mirah ketahui saat ramainya polemik atas SE
              anyar itu.

              "Sangat  mengejutkan,  dan  saya  sudah  konfirmasi  ini  kepada  Wakil  Ketua  Depanas  Sunardi.
              Beliau juga kaget tidak tau," jelas dia.

              Oleh karena itu, dia kembali memastikan bahwa tidak ada rekomendasi apapun dari Depanas
              atas penetapan UMP 2021. Sehingga dia menuding pemerintah dalam hal ini tengah mengada-
              ngada.

              "Jadi tidak pernah ada rekomendasi dari terkait tidak naiknya UMP 2021 . Jadi clear itu, kalau
              ada pernyataan bahwa direkomendasikan Depanas itu artinya bohong. Saya kira (pemerintah)
              mengada-ngada," tutupnya.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menanggapi polemik atas penerbitan Surat
              Edaran (SE) Nomor M/11/HK.04/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa
              Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Menurutnya ketentuan tidak menaikkan upah
              minimum tahun 2021 (UMP 2021) dalam SE anyar itu merupakan jalan tengah yang diambil
              pemerintah.

              "Ini jalan tengah yang harus diambil oleh pemerintah dalam kondisi yang sulit dan tidak mudah.
              Perlindungan pengupahan kita jaga, keberlangsungan usaha harus kita perhatikan. Atas dasar
              itulah SE ini kami keluarkan," kata Menaker Ida di Jakarta, pada Selasa 27 Oktober 2020.

              Menurut  Menaker  Ida,  penerbitan  SE  tersebut  berdasarkan  kajian  yang  dilakukan  secara
              mendalam  oleh  Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  terkait  dampak  Covid-19  terhadap
              pengupahan.  Mengingat  pandemi  Covid-19  telah  berdampak  kondisi  perekonomian  dan
              kemampuan perusahaan dalam memenuhi hak pekerja/buruh termasuk dalam membayar upah.

              SE tersebut juga dalam rangka memberikan perlindungan dan keberlangsungan bekerja bagi
              pekerja/buruh serta menjaga kelangsungan usaha. Alhasil perlu dilakukan penyesuaian terhadap
              penetapan upah minimum pada situasi pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.

              "Di samping itu tentu saja harus diingat bahwa pemerintah tetap memperhatikan kemampuan
              daya beli para pekerja melalui subsidi gaji/upah. Sesungguhnya bantalan sosial sudah disediakan
              oleh pemerintah. Jadi pemerintah tidak begitu saja menetapkan itu karena ada beberapa langkah
              yang sudah dilakukan," terangnya.


                                                           615
   611   612   613   614   615   616   617   618   619   620   621