Page 102 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 102

UU CIPTA KERJA KUATKAN SISTEM PESANGON

              Pengusaha yang tak membayarkan pesangon karyawan yang terkena PHK dapat diancam pasal
              pidana, bukan lagi perdata seperti yang diatur UU Ketenagakerjaan. LEMBAGA kajian ekonomi
              Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyebut kepastian pesangon bagi pekerja
              lebih terjamin dalam UU No 11/2020 tentang Cipta Kerja.

              "Di UU Cipta Kerja, soal pesangon pekerja yang terdampak PHK pasti akan dibayar. Itu pasti
              karena  klausulnya  tidak  lagi  menjadi  perdata,  tapi  pidana.  Kalau  perusahaan  tidak  bersedia
              membayar  hak  pekerja  sebagaimana  tercantum  dalam  UU,  bisa  terkena  pidana  dan  bisa
              dipidanakan," kata Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah Redjalam dalam keterangan
              tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (26/12).

              Di  UU  13/2003  tentang  Ketenagakerjaan,  sambung  Piter,  perusahaan  yang  tidak  membayar
              pesangon pekerja hanya bisa dituntut secara perdata. Kalau perdata, prosesnya akan panjang
              dan beban yang timbul dari persoalan tersebut ada di pekerja.
              Ironisnya, kalau perusahaannya tetap tidak membayar maka akan dilakukan penuntutan secara
              perdata dan biayanya dibebankan kepada pihak penuntut atau pekerja. Sebaliknya di UU No
              11/2020, pengusaha yang tidak bersedia membayar pesangon bisa kena tuntutan pidana dan
              pengusaha akan berhadapan dengan negara.
              "Artinya,  negara  ada  di  depan  para  pekerja,  melindungi  pekerja,  berhadapan  dengan  para
              pengusaha.  Pemerintah  memberikan  perhatian  khusus  kepada  para  pekerja  yang  terkena
              dampak PHK agar mendapatkan hak-haknya berupa pesangon dari perusahaan dan lembaga
              terkait," terangnya.

              Piter memastikan UU Cipta Kerja menjadi angin segar bagi para pekerja karena mampu menjadi
              solusi dari persoalan pesangon bagi pekerja yang terdampak PHK. Dengan demikian. aturan ini
              memberikan kepastian pembayaran pesangon bagi pekerja di sektor apa pun yang terdampak
              PHK.

              Jumlah pengalian pesangonnya memang lebih kecil (dari 32 kali gaji jadi 25 kali gaji), tapi aturan
              yang baru lebih pasti dalam melindungi hak pekerja.

              Data  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Ke-menaker)  pada  2019  menyebutkan  hanya  27%
              pengusaha  yang  memenuhi  pembayaran  kompensasi  sesuai  dengan  ketentuan  UU  13/2003.
              Sisanya,  73%,  tidak  melakukan  pembayaran  kompensasi  PHK  sesuai  dengan  UU
              Ketenagakerjaan.  Alasan  perusahaan  beragam,  dari  mengaku  pailit  sehingga  tak  sanggup
              membayar pesangon sampai pekerja mengundurkan diri.

              Bahkan,  laporan  World Bank  yang  mengutip  data  Survei  Angkatan  Kerja  Nasional  BPS  2018
              menyatakan 66% pekerja sama sekali tidak mendapat pesangon sesuai aturan, 27% pekerja
              menerima pesangon kurang dari yang seharusnya diterima, dan 7% pekerja yang menerima
              pesangon sesuai dengan ketentuan.

              Perdagangan internasional

              Di  kesempatan  terpisah,  pengamat  hubungan  internasional  dari  Universitas  Padjadjaran
              Bandung,  Profesor  Arry  Bainus,  menilai  UU  No  11/2020  dapat  memberikan  akses  serta
              mendorong  kemudahan  bagi  perdagangan  internasional.  "Bagi  Indonesia  sendiri  terdapat
              berbagai peluang dan tantangan dengan politik global sebagai implementasi dari UU Cipta kerja,
              khususnya dalam bidang investasi dan perdagangan internasional yang semakin dipermudah,"
              ujar Arry dalam keterangan tertulisnya.

              (Ant/E-2)

                                                           101
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107