Page 114 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 114

INTIP APA YANG PEKERJA DAPAT DI UU CIPTA KERJA JIKA KENA PHK

              Disahkannya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja oleh DPR RI diklaim
              berikan keuntungan bagi pekerja. Salah satunya adalah memberikan perlindungan dan kepastian
              hukum bagi pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja ( PHK ).

              Direktur  Riset  Center  of  Reform  on  Economics  (CORE)  Indonesia,  Piter  Abdullah  Redjalam,
              mengatakan dalam UU Cipta Kerja, pekerja yang mengalami PHK dijamin mendapatkan haknya
              berupa pesangon sesuai peraturan yang ditetapkan, yakni 25 kali gaji.

              "Saya pastikan tidak ada yang merugikan pekerja. Karena di balik penurunan dari 32 kali gaji
              menjadi  25  kali gaji,  ada  kepastian  itu  akan  terbayarkan.  Mana yang  lebih  menguntungkan,
              dikasih iming-iming pesangon 32 kali tapi tidak dibayar, atau pesangon 25 kali gaji tapi pasti
              terbayar? Saya pasti milih yang 25 kali gaji," kata Piter dalam keterangannya, dikutip Sabtu 26
              Desember 2020.

              Piter juga memastikan UU Cipta Kerja menjadi angin segar bagi pekerja karena mampu menjadi
              solusi  dari  persoalan  pesangon  bagi  pekerja  yang  terdampak  PHK.  Sehingga,  memberikan
              kepastian  pembayaran  pesangon  bagi  pekerja  yang  terdampak  PHK.  Meskipun  jumlah
              pengkalian pesangonnya lebih kecil, dari 32 kali gaji menjadi 25 kali gaji.

              "Kenapa  soal  pesangon  pekerja  yang  terdampak  PHK  pasti  akan  dibayar?  Itu  pasti,  karena
              klausulnya tidak lagi menjadi perdata, tapi pidana. Kalau perusahaan tidak bersedia membayar
              hak  pekerja  sebagaimana  tercantum  UU,  maka  bisa  dipidanakan.  Artinya,  negara  berpihak
              kepada pekerja," jelasnya.

              Ia mengungkapkan, perbedaan dari UU sapu jagat ini dengan UU 13 tahun 2003, di mana UU
              lama memiliki kelemahan di mana perusahaan yang tidak membayarkan pesangon pekerja hanya
              bisa dituntut secara perdata.

              Sedangkan,  kalau  perdata,  lanjut  dia,  prosesnya  akan  panjang  dan  beban  yang  timbul  dari
              persoalan tersebut ada di pekerja. Ironisnya, jika perusahaannya tetap tidak bayar maka akan
              dilakukan penuntutan secara perdata dan ironisnya, biayanya dibebankan ke pihak penuntut
              atau pekerja.

              Sementara dalam UU Cipta Kerja, pengusaha yang tidak bersedia membayar pesangon bisa kena
              tuntutan pidana dan pengusaha akan berhadapan dengan negara. Artinya, negara ada di depan
              para pekerja, melindungi pekerja, berhadapan dengan para pengusaha.

              Selain itu, tak hanya terkait pesangon, UU Cipta Kerja juga melindungi pekerja dalam konteks
              PHK. Pasal 151 UU Cipta Kerja menyebut, perusahaan pekerja, serikat pekerja, dan pemerintah
              harus mengupayakan tidak terjadi PHK. Dan kalaupun terjadi PHK dan pekerja menolak, maka
              harus dilakukan perundingan bipartit.

              Jika  belum  mencapai  kesepakatan  maka  harus dilakukan  dengan  menyelesaikan  perselisihan
              hubungan industri.

              "Artinya,  Ini  jelas  sekali  tidak  ada  ruang  pengusaha  untuk  melakukan  tindakan  sewenang-
              wenang kepada pekerja," jelasnya.

              Lalu, Pasal 153 menyebut perusahaan dilarang melakukan PHK karena pekerja sakit selama tidak
              lebih 12 bulan, menjalankan ibadah, menikah, hamil, melahirkan atau gugur kandungan, dan
              beberapa hal lainnya.

              "Ini merupakan bukti jika pemerintah melindungi pekerja. UU Ciptaker adalah UU yang sangat
              baik. UU ini memang belum sempurna tapi pemerintah sudah memberikan kesempatan untuk

                                                           113
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119