Page 171 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 171

depan gerbang Kantor DPRD Tebingtinggi untuk bersama-sama menyampaikan penolakan UU
              Ciptaker kepada pemerintah pusat.


              WALIKOTA TEBINGTINGGI AJAK MASSA BACA UU CIPTA KERJA

              Unjukrasa mahasiswa di depan Kantor DPRD Tebingtinggi (Analisadaily/Efendi Lubis)

              Mahasiswa  bersama  buruh  mendesak Pemko  dan  DPRD  Tebingtinggi  agar  menolak  Undang-
              Undang Cipta Kerja karena dianggap berpotensi menyengsarakan rakyat Indonesia.

              "Kami mahasiswa Indonesia bersama kaum buruh minta agar Pemerintah Kota Tebingginggi dan
              DPRD secara kelembagaan untuk menolak UU Cipta Kerja," kata Jihan Akbar Nasution, kordinator
              aksi di depan Kantor DPRD Tebingtinggi, Senin (12/10).

              Para pengunjuk rasa juga meminta agar Ketua DPRD Tebingtinggi dan Walikota Tebingtinggi
              hadir  di  depan  gerbang  Kantor  DPRD  Tebingtinggi  untuk  bersama-sama  menyampaikan
              penolakan UU Ciptaker kepada pemerintah pusat.

              Setelah  dimediasi  pihak  kepolisian,  akhirnya  pengunjuk  rasa  diterima  Walikota  Tebingtinggi,
              Umar Zunaidi Hasibuan dan Ketua DPRD Tebingtinggi, Basyaruddin Nasution, bersama anggota
              dewan yang lain di ruang sidang utama.
              Dalam  pertemuan  tersebut,  Jihan  meminta  kepada  Walikota  Tebingtinggi  dan  Ketua  DPRD
              Tebingtinggi agar memberikan pernyataan sikap terkait penolakan atas Undang-Undang Cipta
              Kerja.

              Menyikapi permintaan massa, Walikota Tebingtinggi mengaku belum memahami isi draft UU
              tersebut. Dia pun mengajak mahasiswa agar membahasnya secara komprehensif.

              "Sehingga kita bisa tahu bagaimana isinya," ujar Umar.

              "Saya  tawarkan  tadi  saya  akan  bikin  surat  ke  Jakarta  apakah  DPR  RI  ataukah  Menteri
              Perekonomian atau Menteri Tenaga Kerja untuk menjelaskan tentang isi daripada UU Ciptaker
              yang sejelas-jelasnya. Sehingga permasalahannya menjadi transparan dan apa yang kita mau
              itu bisa kita tahu dengan sejelasnya. Itu yang dari saya supaya kita ini berjalan tetap dengan
              satu tujuan," jelasnya.

              Senada, Ketua DPRD Tebingtinggi, Basyaruddin Nasution, juga belum memahami isi UU Cipta
              Kerja.

              "Tempat membuat suatu kesimpulan bagi kami hari ini hanya Google. Buka HP, buka laptop ada
              di Google," sebutnya.

              "Ada  pendapat  Fahri  Hamzah  yang  sedemikian  juga  memutar-mutar  isi  kepala  kita,  kita
              dengarkan  juga  pendapat  Rizal  Ramli  diputarnya  lagi  otak  kita.  Kita  dengarkan  Refly  Harun
              diputarnya lagi otak kita, terakhirnya mereka yang di atas sana begitu, awak yang di bawah
              inipun minta ampun memikirkannya," ungkap Basyaruddin.

              Namun Basyaruddin menyarankan agar masalah ini dibawa ke Mahkamah Konstitusi.

              "Seperti yang saya sampaikan di depan tadi, buat suatu konsep yang matang, pandangan kita
              terhadap rancangan undang-undang ini. Kalau saya dari Golkar, bagi saya akan saya antarkan
              sebagai aspirasi warga masyarakat Tebingtinggi ke Golkar di DPR RI," tukasnya.

              (FEL/EAL).

                                                           170
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176