Page 173 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 173

Ringkasan

              Ketua MPR RI Bambang Soesatyo minta pemerintah segera menerbitkan Peraturan Pemerintah
              (PP) sebagai turunan atau tindak lanjut UU Cipta Kerja. Tujuannya untuk mengakhiri polemik
              dan  kegaduhan  di  sebagian  masyarakat.  Semua  PP  yang  terkait  dengan  UU  Cipta  Kerja,
              hendaknya mengakomodasi aspirasi komunitas pekerja dan pelaku usaha.

              Sebelumnya itu didepan Forum Rektor Indonesia (FRI), Minggu (11/10) Menaker Ida Fauziyah
              secara detail memapar kan penjelasan atas isu-isu Ketenagakerjaan yang telah disalah pahami
              sebagian masyarakat. Menaker menyatakan alasan mengapa UU Cipta Kerja dibutuhkan dalam
              situasi persaingan global yang semakin ketat. Yang membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM)
              unggul. Sementara tingkat produktivitas pekerja Indonesia terendah di Asia, yakni 74,8. Padahal
              rata-rata negara Asia, tingkat produktivitasnya mencapai 78,2.



              REDAM GEJOLAK DAN HOAKS, SEGERA TERBITKAN PP UU CIPTA KERJA

              Ketua MPR RI Bambang Soesatyo minta pemerintah segera menerbitkan Peraturan Pemerintah
              (PP) sebagai turunan atau tindak lanjut UU Cipta Kerja. Tujuannya untuk mengakhiri polemik
              dan  kegaduhan  di  sebagian  masyarakat.  Semua  PP  yang  terkait  dengan  UU  Cipta  Kerja,
              hendaknya mengakomodasi aspirasi komunitas pekerja dan pelaku usaha.

              "Kita semua paham, bahwa untuk melaksanakan suatu UU, diperlukan PP. UU Cipta Kerja yang
              baru  disahkan  DPR  itu,tentu  saja  tidak  bisa  segera  dilaksanakan,  selama  pemerintah  atau
              Presiden belum menerbitkan PP baru yang terkait. Untuk melaksanakan UU tersebut. Karenanya,
              saya  meminta  pemerintah  segera  menerbitkan  PP  UU  Cipta  Kerja,"  ujar  Bambang  Soesatyo,
              Senin (12/10).

              Dia juga minta, semua elemen masyarakat mau bersabar, menunggu diterbitkannya PP yang
              menjadi pedoman pelaksanaan UU Cipta Kerja. Pengaturan lebih jelas tentang Pelaksanaan UU
              Cipta Kerja nantinya, akan tergambar dari PP tersebut, termasuk peraturan pemerintah daerah.

              "DPR dan pemerintah, telah menjelaskan dan memberi keyakinan, bahwa UU Cipta Kerja yang
              mencakup 15 bab dan 174 pasal itu, sama sekali tidak bertujuan mencelakai atau merugikan
              pekerja. Namun demikian, untuk menghindari polemik, pemerintah pusat maupun pemerintah
              daerah, hendaknya memberi ruang bagi masyarakat, untuk tetap memberi masukan," tandas
              Bambang Soesatyo Disebutkan, semua elemen masyarakat juga diminta tidak teriakan hoaks,
              mis-informasi  serta  dis-informasi,  tentang  UU  Cipta  Kerja.  Jangan  sampai  akibat  ketidak
              pahaman, masyarakat, dimanfaatkan oleh pihak tertentu, yang ingin memecah belah persatuan
              bangsa.

              "Saat ini banyak hoaks mis-informasi dan dis-informasi terkait UU Cipta Kerja yang beredar di
              masyarakat. Misalnya, disebut'an; upah minimum, cuti haid, cuti hamil, hak atas cuti, semua
              dihilangkan.  Atau,  tidak  ada  batasan  waktu  kerja.  Semua  itu  tidak  benar.  Saya  berharap,
              masyarakat tidak mudah ter- provokasi dengan informasi hoaks yang jauh dari kebenaran, itu,"
              pungkas Bambang Soesatyo.


              Sebelumnya itu didepan Forum Rektor Indonesia (FRI), Minggu (11/10) Menaker Ida Fauziyah
              secara detail memapar kan penjelasan atas isu-isu Ketenagakerjaan yang telah disalah pahami
              sebagian  masyarakat.  "Mulai  dari  persoalan  kontrak  kerja,  outsourcing,  pesangon,  upah
              minimum, waktu kerja dan tenaga kerja asing (TKA)," ungkap Ida Fauziyah dalam dialog virtual
              mengenai substansi RUU Cipta Kerja dengan para Rektor.

              Menaker  menyatakan  alasan  mengapa  UU  Cipta  Kerja  dibutuhkan  dalam  situasi  persaingan
              global yang semakin ketat. Yang membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Sementara
                                                           172
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178