Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2020
P. 52

"Terakhir  adalah  klausul  penetapan  upah  minimum  kota  dan  kabupaten  yang  dinilai  tidak
              relevan. Yang dimaksud dengan UMK bersyarat belum jelas. Dalam konvensi ILO, upah minimum
              adalah safety net. Upah oleh negara melindungi buruh yang masuk pasar kerja supaya enggak
              jadi absolut miskin," tuturnya.

              Selain  langkah  uji  materi,  pihaknya  juga  mendesak  agar  pemerintah  menjalankan  executive
              review  yang  membatalkan  UU  dengan  mengeluarkan  peraturan  presiden  pengganti  undang-
              undang (Perppu).

              Menurut  lqbal,  langkah  itu  dapat  menjadi  secercah  harapan  bagi  buruh  yang  merasa  telah
              dikhianati atas pembahasan UU Cipta Kerja.

              "Kami  meminta  dengan  segala  hormat  kepada  Bapak  Presiden,  gunakan  executive  review,
              kemudian juga kepada pimpinan DPR. gunakan hak legislative review. Itu bisa dilakukan. Kalau
              execu-tive  review  bentuknya  Perppu,  tapi  pertimbangan  presiden  soal  Perppu  kami  hormati
              walaupun kita berharap itu dilakukan," ujarnya. "Lalu DPR, kalau memang adalah wakil rakyat,
              bukan hanya wakil partai, apalagi wakil pemerintah, gunakan legislative review, yaitu melakukan
              uji terhadap legislasi yang sudah dilakukan."

              Jadi pelajaran

              Persoalan  yang  terdapat  di  dalam  UU  Cipta  Kerja  adalah  banyaknya  jumlah  peraturan
              perundangan  yang  diintegrasikan.  Akibatnya,  timbul  kompleksitas  tersendiri,  baik  dari  segi
              substansi maupun hukum.

              Ketua  Forum  Rektor  Indonesia  Arif  Satria  mengatakan,  seharusnya  upaya  integrasi  tersebut
              dilaksanakan  secara  lebih  hati-hati  dengan  memperluas  partisipasi  publik,  melibatkan  lebih
              banyak ahli, dan dilakukan dalam waktu yang tepat.

              "Hal ini sangat penting untuk menghindari salah pengertian terhadap tujuan dan substansi RUU
              tersebut sekaligus menghindari adanya kecurigaan yang ber-ujung pada penolakan-penolakan,"
              kata Rektor Institut Pertanian Bogor ini, Senin (12/10/2020).

              Ternyata, pengesahan RUU Cipta Kerja oleh DPR RI dilakukan lebih cepat dari dugaan banyak
              pihak.  Padahal,  perbedaan  pendapat  di  kalangan  masyarakat  masih  tajam.  Hal  itu
              mengakibatkan berbagai aksi penolakan muncul. Apalagi, setakat ini, pandemi Covid-19 belum
              usai.

              "FRI berharap, proses pengesahan RUU Cipta Kerja yang menimbulkan gejolak dapat menjadi
              bahan  pelajaran  untuk  kita  semua  bahwa  modal  sosial  berupa  rasa  saling  percaya  seluruh
              komponen bangsa harus diperkuat," tuturnya.

              Ia menambahkan, pemerintah dan DPR RI hendaknya selalu membuka diri untuk menampung
              aspirasi dan masukan-masukan kritis dari berbagai pihak yang sama-sama bergerak atas dasar
              rasa cinta kepada bangsa Indonesia. Perbedaan pendapat dalam era demokrasi merupakan hal
              yang lumrah.

              "Perbedaan pendapat dalam merespons UU Cipta Kerja diharapkan dapat diselesaikan melalui
              saluran-saluran yang konstitusional. FRI juga mengimbau semua pihak yang berbeda pendapat
              agar dapat menahan diri dan mengedepankan dialog secara jernih untuk mendapatkan solusi,"
              katanya.








                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57