Page 221 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 221

Bab XIII — Pemberkatan Lahan


                 Apa yang disebut wihara adalah sebutan umum untuk tempat
            tinggal (Sangha), di mana seluruhnya dapat dianggap sebagai dapur.
            Di setiap kamar pribadi biksu, makanan mentah maupun yang telah
            dimasak dapat disimpan. Bila tidur di wihara tidak diperkenankan,
            semua biksu harus keluar dan bermukim di tempat lain. Jika demikian,
            mungkin  muncul  pelanggaran  karena  tidak  menjaga  tempat  untuk
            tidur (dari hal negatif). Lebih lanjut menjaga pengadaan (kepemilikan)
            wihara  adalah  diperkenankan  (menurut  Vinaya).  Kebiasaan  di
            India  adalah  memberkati  seluruh  wihara  sebagai  ‘dapur,’  tetapi
            menggunakan  sebagian  wihara  sebagai  dapur,  juga  diperkenankan
            oleh  Buddha.  Poin  ini  tidak  sama  dengan  apa  yang  diajarkan  oleh
            para guru Vinaya di Tiongkok.

                 Bila  seorang  biksu  tidur  di  luar  wihara  tanpa  memberkati
            tempat  tersebut  untuk  menjaga  kemurnian  pakaiannya,  dia
            melakukan  pelanggaran.  Bila  pemberkatan  dilakukan  sebagaimana
            mestinya,  orang  yang  tidur  di  situ  tidak  melanggar.  Dapur  wihara
            harus diberkati. Itulah pesan Buddha, dan janganlah kita mengikuti
            kecenderungan  sendiri.  Aturan  dalam  menjaga  kemurnian  pakaian
            adalah  berbeda-beda  tergantung  tempat,  apakah  di  bawah  pohon
            (atau di perkampungan), dan sebagainya.


                 Menjaga suatu tempat tidak sekadar menjaga dari wanita karena
            pelayan (wanita) kadang-kadang masuk ke dapur, tetapi dapur (yang
            diberkati)  hendaknya  tidak  dianggap  seperti  perkampungan  (jadi
            sebuah  tempat  dianggap  sakral  ketika  diberkati  tanpa  kehadiran
            wanita).  Saat  seorang  biksu  memasuki  perkampungan  dengan
            mengenakan  tiga  jubah  (tricivara)  tidaklah  berarti  dia  menjaga
            diri  dari  wanita.  Dengan  demikian,  jika  seorang  Karmadana  yang
            mengawasi pekerjaan di wihara diwajibkan mengenakan tiga jubah
            khususnya  saat  seorang  wanita  datang,  itu  merupakan  kebiasaan
            yang terlalu ketat.








                                            207
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226